Untuk mengangkut replika ini tidak cukup hanya dengan dua orang, tapi harus 8 orang sekaligus. Mereka datang ke Surabaya dengan menggunakan kereta api. "Baru kali ini ada kapal yang naik kereta api," gurau Riky.
Tim ITI membuat alat untuk observasi permukaan laut tanpa awak. Alat tersebut berguna untuk memberikan informasi mengenai cuaca, seberapa besar ombak laut, kadar oksigen, ataupun kadar keasinan air laut. "Jadi kita tidak perlu pergi ke lokasi untuk mengetahui bagaimana keadaan di sana," ujar Mohammad Siswo.
Di dalam replika kapal itu terdapat beberapa peralatan seperti komputer yang menggunakan server, sensor, dan PC observer. Pengoperasian kapal tanpa awak ini memakai remote.
Informasi yang hendak dikirim ke darat ditangkap sensor yang kemudian diolah oleh komputer. Data lantas dilanjutkan ke mikrokontroler sebagai penangkap sinyal. Pengolahan data selanjutnya dilakukan PC observer yang akan diterima komputer di darat. Data dikirim via satelit.
Alat tersebut bisa digunakan sebagai wahana patroli, seperti mendeteksi kapal nelayan asing ilegal ataupun penyelamatan kapal tenggelam. Sebab, dalam replika kapal tersebut dilengkapi kamera yang bisa merekam kejadian di sekitarnya. "Asal tahu koordinat yang ingin dituju, kita bisa mengirimkan alat tersebut," jelas Siswo. (rth)
Kampus ITS, ITS News — Mengatasi masalah sampah yang terus meningkat, Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kabupaten Kediri, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan inovasinya untuk masyarakat. Hal ini dibuktikan oleh
Kampus ITS, ITS News — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kampus ITS, ITS News – Tingginya tingkat stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang perlu segera ditangani. Menyadari