Rupanya pakar tata kota itu kini sedang dibutuhkan tenaga dan pikirannya untuk membangun permukiman untuk korban bencana tsunami di Aceh. Dia terlibat di program rehabilitasi permukiman di Tanah Rencong itu sejak beberapa bulan silam. Posisisnya sebagai konsultan.
"Pokoknya, sulit mencari saya sekarang di Surabaya. Saya lebih banyak di Aceh. Mungkin dalam setahun, hanya setengah bulan saya berada di Surabaya. Itupun hanya Sabtu dan Minggu saja," ujar Johan Silas ketika menjadi pembahas dalam diskusi buku Sketsa Tokoh Suroboyo di Hotel Tunjungan, Sabtu (24/6) siang.
Proyek siapakah yang dikerjakan Johan? Dia tidak bersedia menjelaskan. "Ya jelas proyek milik rakyat Aceh to," kata pria kelahiran Samarinda 24 Mei 1936 ini.
Berapa rumah yang dibangun dalam proyek itu, suami Maria Silas ini menyebutkan 8.000 unit dan tersebar di beberapa wilayah Aceh. "Tapi ini bukan proyek permukiman yang dikelola pemprov Jatim. Yang itu sudah selesai lama," tandas bapak lima anak dan kakek delapan cucu ini.
Dedikasi keilmuwan lulusan Arsitektur ITB dan pendiri Jurusan Arsitektur ITS itu pantaslah bila dimasukkan dalam jajaran tokoh Surabaya seperti isi buku karya Agus Wahyudi itu.
"Saya termasuk orang yang beruntung dilibatkan dalam proses pembangunan kota ini. Bahkan sejak wali kota pertama R. Soekotjo dan penerusnya Poernomo Kasidi. Terus terang, saya sangat apresiatif terhadap dua wali kota nekat itu," tandasnya. (ai)
Kabupaten Kediri, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan inovasinya untuk masyarakat. Hal ini dibuktikan oleh
Kampus ITS, ITS News — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kampus ITS, ITS News – Tingginya tingkat stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang perlu segera ditangani. Menyadari
Kampus ITS, ITS News — Adanya keterbatasan fisik pasca kecelakaan mengharuskan Muhammad Noer Yusuf Joko Samodro menggunakan kursi roda