ITS News

Minggu, 29 September 2024
01 Oktober 2006, 15:10

Satu Kata Mantapkan ITS Jadi BHMN

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Tidak boleh menggunakan banyak massa. Kecuali, dalam temu kenal dengan bakal calon (balon) rektor yang diselenggarakan 4 Oktober dan 9 Oktober," kata Ketua Panitia Pilrek ITS Prof Mahmud Zaki MSc.

Larangan membawa massa kecuali dalam acara temu kenal sudah menjadi keputusan panitia. Jika ada yang melanggar, panitia berhak mengambil tindakan. Selain itu, panitia juga melarang keras memakai cara-trik-trik kotor, seperti money politics. Atau, menjanjikan dan membagikan barang kepada pemilih.

Dengan aturan itu, balon Rektor tetap bisa berkampanye dengan banyak cara. Mereka boleh menempelkan foto, pamflet, bahkan memasang spanduk di kampus. Tujuh balon juga tidak dilarang memasang iklan di media massa.

Menurut Zaki, setelah menyatakan siap, mulai Jumat lalu (29/9), ketujuh calon boleh melakukan kampanye. "Asalkan tidak melanggar aturan-aturan itu," tegas mantan Rektor ITS itu.

Ketujuh balon Rektor ternyata punya misi yang hampir sama jika terpilih nanti sebagai pimpinan ITS periode 2007 – 2011. Mereka berjanji akan memantapkan ITS menjadi BHMN (badan hukum milik negara) dan kampus international recognition (dikenal di kancah internasional).

Misi itu disampaikan saat ketujuh balon bertemu dengan Panitia Pilrek, Jumat lalu. Salah satunya Ir Djauhar Manfaat MSc PhD. Menurut dia, saat ini, ITS sudah diakui sebagai kampus yang mumpuni di tanah air. Namun, di dunia internasional, nama ITS masih kalah dengan beberapa kampus favorit di tanah air, seperti Gadjah Mada. "Makanya, saya ingin menjadikan ITS well international recognition. ITS lebih diakui dalam penelitian di mancanegara," ungkapnya.

Selain itu, dosen Teknik Perkapalan ini maju dengan tujuan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan warga kampus. "Obsesi saya kesejahteraan dosen dan karyawan," tegasnya.

Calon lainnya, Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, globalisasi pendidikan harus dijawab dengan international recognition. Selama itu belum dipenuhi, ITS akan kalah bersaing dengan kampus lain.

Apalagi, saat ini, kampus dari luar negeri banyak yang bersaing berebut pangsa pasar mahasiswa di Indonesia. "International recognition itu harus segera ditingkatkan untuk menjawab tantangan zaman," paparnya.

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Prof Priyo Suprobo MSc PhD juga menyampaikan pentingnya pengakuan internasional dan BHMN. "Pak Nuh sudah meletakkan dasar-dasar yang perlu dilanjutkan. Terutama BHMN. ITS juga harus bisa bersaing ditingkat internasional," tandasnya.

Tujuh balon menyatakan maju dalam pertarungan menjadi rektor ITS periode 2007 – 2011. Ketujuh nama itu adalah Prof Mohammad Nuh DEA (rektor ITS), Prof Dr Nadjadji Anwar MSc (Ketua Kopertis Wilayah VII Jawa Timur), Prof Priyo Suprobo MSc PhD (Dekan FTSP), Ir Djauhar Manfaat MSc PhD (dosen Teknik Perkapalan), Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD (dosen Teknik Kelautan), Ir I Ketut Aria Pria Utama PhD (Kepala Laboratorium Hidrodinamika Teknik Perkapalan), dan Prof Dr Paulus Indiyono MSc (guru besar Teknik Kelautan). (fid)

Berita Terkait