ITS News

Minggu, 29 September 2024
24 Januari 2007, 18:01

Keuangan ITS Diumumkan ke Publik, Yang Pertama di Kalangan PTN

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jika benar-benar terlaksana, ITS menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) pertama yang merilis data keuangannya melalui media massa. "Kami memulainya dengan berdisiplin mencatat dan menyimpan kuitansi setiap pengeluaran. Semuanya sudah komputerisasi," kata Nuh. Tradisi itu dimulai pada 2004 lalu. "Transparansi keuangan sudah diangankan ITS sejak lama."

Pada 2005, ITS membentuk Satuan Pengawas Independen (SPI). Satuan ini berada di bawah ITS, tapi memiliki hak untuk mengawasi segala proses keuangan kampus. "Tapi untuk menilai, tentu bukan SPI lagi, melainkan orang lain yang memiliki otoritas dan kewenangan," tutur Nuh.

Setidaknya ada tiga poin yang akan dinilai KAP, yakni aset, mekanisme pengolahan, dan petunjuk operasional. Aset ITS mencakup modal yang diberikan pemerintah selama ini. "Termasuk tanah, gedung, dan laboratorium," lanjut Nuh.

ITS harus membuktikan bahwa selama ini pemakaian modal sudah benar. Aset juga mencakup kekayaan lain seperti SPP dan hasil kerja sama.

Poin kedua, KAP akan memeriksa apakah standar prosedur operasional ITS sudah benar atau belum. Poin ini bertujuan untuk memastikan ada atau tidaknya proses tender dalam setiap proyek di ITS. "Selanjutnya adalah petunjuk operasional, yakni keuangan untuk gaji pegawai, sumbangan masyarakat, dan lain-lain," kata Nuh, dosen pengemar seafood itu.

Hanya ada tiga pilihan yang akan diberikan KAP kepada ITS pada akhir penilaian nanti. Yakni, disclaimer (amburadul dan tak bisa dinilai), qualified (sudah ada kejelasan pengaturan keuangan namun masih ada yang salah), serta unqualified (wajar tanpa salah). "Tentu kami berharap mendapat nilai unqualified karena kami sudah sejak dini memulai transparansi keuangan," harap Nuh.

Unair Optimalkan SPI
Semangat serupa juga ditunjukkan Universitas Airlangga. Memasuki era Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Unair menginginkan sikap yang lebih terbuka terhadap publik. Mereka berusaha mengoptimalkan peran SPI, organisasi yang dibentuk rektor untuk membantu audit keuangan universitas.

SPI sendiri beranggotakan tiga orang yang direkrut dari luar kampus. "Tujuannya untuk menjaga independensi audit yang dilakukan," tegas Rektor Prof Fasichul Lisan Apt. SPI sudah dibentuk sejak dua tahun lalu. "Hanya saja perannya belum optimal. Karena itu, kami akan mengoptimalkan fungsinya mulai kini," ujarnya.

Dijelaskan Fasich, fungsi SPI di antaranya membuat neraca dan mengatur keuangan universitas untuk memudahkan proses auditing. Karena itu, ada beberapa target yang segera diwujudkan SPI tahun ini.

Pertama, target jangka pendek dengan melakukan audit pembukuan akhir tahun 2006 dan membuat neraca awal 1 Januari 2007. Kedua, target jangka panjang dengan menjaga trasparansi keuangan universitas.

Kata Fasich, dalam era otonomi kampus, trasparansi sangat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan internal universitas. "Sehingga, mutlak peran SPI harus berjalan dengan semestinya." (ara/kit)

Berita Terkait