Gelar itu berhasil dipersembahkan oleh Muhammad Zia Mahriyar, mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil. Itu berkat solusi yang ditawarkannya dalam mengatasi permasalahan tata kota dalam dalam makalah berjudul Penerapan Konsep Compact City Surabaya sebagai Soluasi Transportasi Perkotaan di Surabaya. Peringkat kedua dan ketiga berturut-turut diraih oleh Universitas Airlangga (Uniar) dan Universitas Negeri Malang (UM).

Menurut Pribadi Setiawan SE, Ketua Tim Juri LKTM Wilayah C, solusi yang ditawarkan Zia -sapaan akrabnya– tak hanya bisa diterapkan. Konsepnya juga bisa menjadi masukan yang luar biasa bagi Pemkot Surabaya.

Dijelaskan Zia, mahasiswa yang baru duduk di semester II itu, mengatakan dirinya terinspirasi konsep compact city yang diterapkan Jepang. Compact City, jelas Zia, merupakan upaya memanfaatkan tata guna lahan yang maxilius di dalam beberapa kawasan yang dibangun beberapa bangunan fungsional. Sehingga, penduduk di kawasan itu tak perlu mencari fasilitas di kawasan lain.

Menurutnya, bila di kawasan itu telah tersedia berbagai fasilitas kota dengan jarak yang saling berdekatan, kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. Dalam hal ini, dia mengusulkan penggunaan sepeda sebagai sarana traansportasi. "Mudah, murah, dan tidak mencemarkan polusi. Mirip dengan konsep perkotaan yang diterapkan di Jepang," tutur mahasiswa asal Riau itu.

Konsep compact city saat ini juga sedang diteliti dan dikaji lebih mendalam oleh pemerintah Jepang. "Sebab, selama diterapkan terbukti bisa mengelola tata kota. Itulah yang saya harapkan. Sebab, ruang kota Surabaya tak jauh beda dengan kota-kota di Jepang," paparnya.

Pribadi berharap juara wilayah C dapat menggondol kejuaraan di Pimnas sama halnya pada tahun lalu. "Sehingga, bisa dipertahankan kejuaraannya," ungkap juri dari Universitas Indonesia (UI) itu. (kit)