Selain dihadiri para dosen, karyawan, dan mahasiswa ITS, beberapa pejabat ITS dari rektor, pembantu rektor, hingga dekan juga hadir. Di hadapan mereka, Neno mengingatkan, antara lain, soal pemanfaatan ilmu untuk kemaslahatan masyarakat.

"Tidak akan sia-sia ilmu yang kita pelajari apabila kita mampu menerapkannya untuk kesejahteraan bersama," kata Neno yang membuka ceramahnya lewat pembacaan puisi dengan tema serupa.

Dikatakan, pihaknya merasa perlu mengingatkan penerapan ilmu untuk kepentingan kemaslahatan itu karena hal tersebut berhubungan dengan dunia kampus. Karena itu, akan sangat luhur apabila semuanya dapat mengamalkan ilmu.

Selain mengupas peran kampus, Neno juga membahas hubungan antarkeluarga. Dia mengingatkan, para dosen dan karyawan yang sebagian besar juga orang tua hendaknya selalu menyayangi anak-anaknya.

"Ada tidak di sini yang belum pernah marah sama anak-anaknya? Paling tidak selama enam bulan terakhir ini," tanya Neno yang disambut riuh hadirin.

Neno berusaha menunjukkan bahwa yang dibutuhkan dalam sebuah keluarga untuk tetap harmonis adalah jalinan kasih sayang dan cinta. Demikian juga hubungan antara suami dan istri.

Neno bertutur dengan hangat dan terkadang penuh canda. Dia bahkan sempat turun ke tengah-tengah hadirin untuk berinteraksi langsung. Dia mengajak keluarga besar ITS untuk mengeja huruf-huruf hijaiyah. "Ayo sama-sama, ucapkan A, ba, ta, tsa, ja, ha, kho," katanya.

"Setelah itu, dibalik urutannya, ayo mulai dari belakang," ajak Neno disambut antusias hadirin.

Neno lantas menantang beberapa orang di bagian depan untuk mengeja urutan huruf secara terbalik. Beberapa hadirian pun menyambut tantangan Neno. Namun, rata-rata jawaban yang keluar tidak ada yang sempurna.

Selain Neno Warisman, hadir pula dalam acara itu Prof Dr Ahmad Satori Ismail, ketua Ikatan Dai Indonesia yang juga guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dia berbicara mengenai pentingnya kegiatan halalbihalal bagi sesama umat manusia. (ara)