ITS News

Sabtu, 28 September 2024
16 Desember 2007, 11:12

Bantu Biaya, ITS Dorong Patenkan Penelitian

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua LPPM (Lembaga Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat) ITS Prof I Nyoman Sutantra mengungkapkan, proses mematenkan hasil penelitian memang sangat rumit. Menurut dia, para peneliti yang ingin mendaftarkan hasil karyanya harus mampu membuat resume penelitian terlebih dahulu. "Belum tentu semua dosen bisa menulis paten," katanya kemarin (15/12).

Selain sulit, ternyata paten membutuhkan biaya tidak sedikit. Untuk mendaftarkan sebuah karya, seseorang harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 7,5 juta. Setelah paten keluar, dia harus melindungi karyanya agar tidak dipatenkan orang lain. "Tidak hanya itu. Penerima paten juga harus membayar iuran tahunan yang jumlahnya tidak kecil," ujarnya.

Belum lagi waktu yang panjang. Sutantra mengatakan, mulai mendaftar hingga menerima surat paten, seorang peneliti harus menunggu sampai 36 bulan. "Waktunya panjang dan melelahkan," jelasnya.

Meski begitu, bukan berarti ITS tidak berusaha memacu pertumbuhan paten tersebut. Setiap tahun, ITS menargetkan 10 paten didaftarkan ke Dirjen HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual). Kampus terbesar di Indonesia Timur tersebut juga memberikan suntikan biaya bagi dosen yang mau mendaftarkan penelitian. "Kami bantu, pendaftaran diselesaikan organisasi," katanya.

Dia mencontohkan, saat ini ITS kembali mendaftarkan hasil-hasil penelitian dari beberapa peneliti. Di antaranya, Metode Transmisi Adaptif untuk Sistem Komunitas Nirkabel Seluler Gelombang Milimeter di Daerah Tropis (tim Ir Gamantyo Hendrantoro, M, Eng, PhD), Sistem Pengendali Berbasis Logika Fuzzy untuk Pemulih Tegangan Kedip dan Tegangan Interupsi (tim Dr Ir Mochamad Ashari), dan Image Retrieval Based on Object Extraction Affecting Human Kansei (tim Dr Ir Joko Lianto Buliali MSc). Ketiga karya itu merupakan hasil riset dengan JICA Predict.(git/hud)

Berita Terkait