ITS News

Sabtu, 27 Juli 2024
10 Februari 2010, 10:02

Rumah Pracetak Tahan Gempa Harganya 60 Juta

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dengan harga tersebut, seseorang yang tinggal di wilayah gempa bisa mendapatkan rumah bertipe 36 dan terdiri dari satu lantai. Sedangkan harga untuk rumah dua lantai sebesar Rp 90 juta. Rumah ini bisa dibuat dalam waktu 3-4 hari oleh 4-5 orang.

Menurut Ir. TAVIO, M.S., Ph.D Head of Laboratory of Concrete and Building Material Fakultas Teknik Sipil ITS, jika diproduksi massal, harga dan waktu pembangunan bisa lebih murah dan cepat.

Rumah sederhana tahan gempa memang dirancang ITS dengan memperhatikan kuat, cepat bangun dan berbiaya murah.

Pembangunan rumah beton pracetak diawali dengan memasang pondasi telapak. TAVIO menyarankan agar pondasi dipasang diatas tanah yang kering. Karena tanah lunak hanya akan meningkatkan resiko goncangan gempa.

Selanjutnya, pemasangan kolom pracetak di atas pondasi. Sambungan antar kolom inilah yang akan membedakan rumah tahan gempa dan rumah biasa. Dikatakan TAVIO, untuk memperkuat rumah, sambungan menggunakan baja yang dicampur dengan fly ash atau abu terbang yang biasanya diperoleh dari limbah batu bara.

Selain itu, beton yang dipakai juga beragregat ringan. Umumnya, bisa dilihat dari berat beton yang kurang dari 1.800 kg per meter kubik.

Tahap berikutnya adalah pembangunan atap. Untuk wilayah rawan gempa, atap rumah harus tebruat dari bahan yang ringan. ITS sendiri sudah merancang atap rumah berbahan zincalume, campuran antara besi dan aluminium.

“Di simulasi kita, sudah diuji atap berbahan zincalume, sekuat besi tapi ringan karena dari aluminium. Yang lebih penting lagi, dia tidak panas,” ujar TAVIO.

Rumah pracetak ini bisa tahan dari gempa hingga skala 6-7,5 SR. Untuk gempa berkekuatan 8 SR, rumah ini bisa runtuh, tapi nyawa penghuninya selamat karena tidak tertimpa atap rumah.

Ditegaskan TAVIO, kekuatan rumah tahan gempa ini bisa disesuaikan dengan harga. Semakin mahal biaya, kekuatan rumah pracetak bisa ditingkatkan. Untuk harga murah, ITS akan lebih mengejar tingkat daktilitas atau kemampuan struktur bangunan mempertahankan kekuatan dan kekakuan.(git/ipg) 

Berita Terkait