ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
03 Mei 2010, 10:05

Survei di Jawa Tuntas, 15 Mei Pengumuman

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebanyak 600 calon penerima beasiswa tersebut kemudian masuk tahap berikutnya, yakni survei lapangan. Survei atau pendataan lapangan bagi para calon penerima beasiswa di Pulau Jawa dilaksanakan mahasiswa ITS sendiri sejak Sabtu hingga Minggu (2/5).

"Di samping untuk penghematan, kami sengaja memilih mahasiswa dari daerah yang sama dengan calon penerima beasiswa agar mempermudah proses. Misalnya, mahasiswa asal Banyuwangi menyurvei calon penerima dari Banyuwangi. Mahasiswa tersebut tentu lebih tahu medan dan daerah tersebut. Dengan demikian, penyurveian akan lebih lancar," ungkap Prof Ir Arif Djunaidy MSc Phd, pembantu rektor 1 ITS bagian akademik, kemarin.

Untuk calon penerima beasiswa yang berasal dari luar Jawa, pendataan dilakukan ikatan alumni ITS yang berdomisili di kawasan yang sama dengan calon penerima beasiswa tersebut. Untuk pendataan ini, pihak ITS memberikan waktu lebih banyak, yakni dua minggu sejak minggu lalu.

Ada lebih dari lima ratus calon dari daerah Jawa dan puluhan calon dari luar Jawa yang disurvei. Daerah di Jawa meliputi, Lamongan, Banyuwangi, Jogjakarta, Pamekasan, Jakarta, Bandung, dan lain-lain. Sedangkan untuk luar Jawa meliputi, Aceh, Medan, Sumatera Selatan, Bali, dan sebagainya.

Terdapat lebih dari dua ratus mahasiswa dikerahkan untuk menyurvei.

"Kami harus menyurvei seobjektif mungkin," ungkap Gilang Akbar Alfatah, salah satu tim survei wilayah Banyuwangi. Di samping Akbar, ada tiga mahasiswa yang bertugas mensurvei 19 calon penerima beasiswa dari Kabupaten Banyuwangi.

Parameter yang digunakan, ungkap Gilang, sudah ditetapkan pihak ITS. Misalnya, keadaan keluarga calon penerima, situasi lingkungan rumah, dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan si calon. Jangan sampai seseorang yang berasal dari keluarga berkecukupan mendapatkan beasiswa khusus untuk orang kurang mampu tapi berprestasi itu. Di akhir penyurveian, para wali calon penerima menandatangani lembar pernyataan bahwa telah disurvei di rumahnya. Beberapa wali yang tidak bisa melakukan tanda tangan, membubuhkan cap jempol.

"Kami juga diharuskan memfoto keadaan rumah dan lingkungan mereka," tambah pemuda asal Kecamatan Glenmore, Banyuwangi tersebut. Foto, ungkap Gilang, bisa menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan pantas tidaknya seseorang menerima beasiswa bidik misi tersebut.

Di pihak ;ain, Arif berharap pada 7 Mei mendatang, data hasil survei sudah terkumpul. Rencananya, 12 Mei diadakan rapat yang dihadiri para dekan dan pimpinan rektorat guna memutuskan siapa saja yang berhak menerima beasiswa tersebut. "Kita punya kuota 450 orang," ungkap Arif yang juga dosen di Fakultas Teknologi Informasi tersebut.

Pada 15 Mei mendatang diumumkan siapa saja yang dinyatakan berhak menerima beasiswa tersebut. Pengumuman itu ditampilkan di website www.its.ac.id/pmb, ditulis di papan pengumumaan BAAK ITS, dan melalui surat ke setiap penerima beasiswa. Pada 21 Mei, tambah Arif, akan ada rapat nasional untuk membahas dan mengevaluasi program pemerintah yang tergolong baru ini.

Para penerima beasiswa bidik misi akan memperoleh biaya segala kegiatan perkuliahan dan kehidupan bulanan selama kuliah. Seperti mahasiswa baru lain, mereka mulai berkuliah pada Agustus nanti.

Berita Terkait