ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
18 Juni 2010, 14:06

Tim Survei Jurusan Statistika ITS soal Hasil Pilwali Surabaya (3-Habis)

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam survei elektabilitas yang lalu (5-7 Mei 2010), 533 warga Surabaya diminta untuk menilai lima pasangan calon berdasar 14 aspek. Mereka diminta untuk menilai setiap aspek dengan memberikan skor 1, 2, 3, 4, atau 5. Skor 1 menyatakan tidak tahu, 2 sangat kurang, 3 kurang, 4 baik, dan 5 sangat baik.

Aspek-aspek tersebut, antara lain, agama atau tingkat religius (F1), tingkat pengenalan cawali terhadap Kota Surabaya (F2), tingkat pendidikan (F3), popularitas (F4), kemampuan berkomunikasi (F5), cara berpromosi kepada masyarakat (F6), dan program kerja yang ditawarkan (F7). Selain itu, pengalaman memimpin (F8), kepedulian kepada pendidikan (F9), kepedulian kepada kesehatan (F10), kepedulian kepada nasib wong cilik (F11), kepedulian kepada teknologi (F12), kepedulian kepada lingkungan (F13), dan karisma (F14).

Berdasar data secara deskriptif, pada umumnya, masyarakat memberikan penilaian di atas rata-rata untuk semua aspek kepada Risma-Bambang dan Arif Afandi-Adies Kadir (Cacak) jika dibandingkan dengan pasangan Fitra-Naen, Sutadi-Mazlan, dan Fandi-Yulius (Fu-Yu).

Dengan analisis biplot diperoleh fakta bahwa lima pasangan calon tersebut terbagi menjadi tiga profil. Penetapan profil dilakukan berdasar kedekatan titik cawali dengan 14 titik aspek yang ditandai lingkaran berdiameter sama besar. Titik yang berada dalam satu lingkaran menunjukkan kedekatan. Artinya, makin dekat titik aspek dengan titik cawali, makin tinggi skor yang diberikan masyarakat untuk cawali berdasar aspek tersebut.

Cacak adalah profil pertama. Cacak dekat dengan titik F14, F1, F5, dan F6. Artinya, pasangan Cacak dipersepsikan sebagai pasangan calon yang mempunyai karisma (F14), agamis (F1), pandai berkomunikasi (F5), dan memiliki cara berpromosi yang baik (F6). Hal tersebut terjadi karena Cacak dinilai tinggi oleh masyarakat berdasar lima aspek itu.

Profil kedua adalah Risma-Bambang. Titik mereka dekat dengan F8, F9, F13 (berada dalam satu lingkaran). Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat mempersepsikan pasangan Risma-Bambang sebagai cawali yang mempunyai pengalaman (F8), peduli pendidikan (F9), dan peduli lingkungan (F13). F2 dan F4 tidak berada dalam satu lingkaran. Tapi, letaknya lebih dekat dengan Risma-Bambang daripada dengan Cacak. Itu berarti tingkat pengenalan terhadap kota Surabaya (F2) dan popularitas (F4) Risma-Bambang dinilai baik oleh masyarakat.

Profil ketiga adalah tiga pasangan Fitra-Naen, Sutadi-Mazlan, dan Fu-Yu. Mereka termasuk dalam satu kelompok. Sebab, titik mereka saling berdekatan dan jauh dari sebaran 14 aspek penilaian. Artinya, mereka terkelompok dalam satu areal. Sebab, masyarakat memberikan penilaian yang hampir sama. Yaitu, kurang atau tidak tahu.

Kelompok tersebut tidak berdekatan dengan 14 titik aspek yang menjadi ukuran penilaian. Hal itu dapat dipahami. Masyarakat lebih mengenal Risma-Bambang karena ada unsur Bambang dan Cacak karena ada unsur Arif. Bambang dan Arif adalah calon incumbent. Bambang saat ini menjabat wali kota. Arif adalah wakil wali kota. (c12/oni)

Berita Terkait