ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Undang Orang Tua Mahasiswa Baru, Rektor Lakukan Transaksi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Pertemuan seperti ini amat penting dan jangan anggap seperti pertemuan-pertemuan yang biasa dilakukan antara orang tua dengan pihak sekolah yang kerap kali diembel-embeli dengan sumbangan. Ini berbeda, karena pertemuan ini merupakan bagian dari transaksi antara orang tua yang akan menitipkan anak-anaknya dengan ITS," kata rektor.

Dikatakannya, transaksi ini amat perlu dilakukan, karena para orang tua mempercayakan kepada ITS untuk melakukan pendidikan anak-anaknya. Mestinya pendidikan itu menjadi tangungjawab orangtua, tapi karena saat ini diserahkan kepada ITS, maka diperlukan transaksi ini. "Tapi kami berharap jangan sepenuhnya diserahkan kepada ITS. Kami tidak mau jika para orang tua berpikiran karena telah membayar sejumlah uang kepada ITS, maka semuanya menjadi tanggungjawab ITS. Kalau ada yang seperti itu, saya siap mengembalikan uangnya dan jangan pilih ITS," kata Rektor menandaskan.

Diungkapkan Rektor, ada beberapa syarat agar anak-anak kita bisa mencapai kesuksesan. Pertama, peran orang tua tidak putus begitu saja setelah menyerahkan anak-anaknya kepada ITS. Artinya orang tua juga harus tetap mendoakan untuk keberhasilan anak-anaknya yang sedang menuntut ilmu. "Kedua, kesediaan ITS untuk membina dan mengembangkan potensi anak-anak tersebut menjadi anak-anak yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki sikap santun. Tentu saja ITS tidak hanya dituntut untuk sabar dan dengan kesadaran hati menyediakan waktu untuk itu, tapi yang juga tidak kalah pentingnya adalah kecukupan modal untuk bisa menghasilkan anak-anak yang cerdas dan santun tadi," katanya.

Untuk itulah, kata mantan Direktur Politeknik Elektronika ITS ini, sebenarnya ada dua pilihan yang bisa diambil oleh ITS. Pilihan pertama, sekadar meluluskan para mahasiswa kemudian kalah dalam persaingan, dan pilihan kedua, meluluskan para mahasiswa yang bisa dipertanggungjawabkan. "Kiranya siapa pun orang tua akan memilih yang kedua. Konsekuensinya, tanpa modal yang cukup maka hal itu amat sulit untuk dicapai. Disinilah perlunya kesepahaman antara orangtua dengan ITS," katanya.

Dikatakan Rektor, biaya pendidikan yang kini ditetapkan di ITS besarnya Rp 7 juta per mahasiswa per tahun. Biaya itu ditangung oleh orang tua atau mahasiswa sebesar Rp 2 juta, sisanya ditanggung pemerintah dan ITS. Karena jika semuanya dibebankan kepada mahasiswa, rasanya juga kurang arif dan adil.

Menyinggung soal dana yang dibutuhkan untuk membangun sarana dan prasarana ITS, berulang kali rektor mengungkapkan, tidaklah etis jika ITS kemudian mengemis-ngemis meminta kepada para orang tua, dan itu tidak akan terjadi. Karena itu merupakan perbuatan yang tidak baik. Tetapi, katanya menandaskan, akan lebih tidak baik lagi jika ada orang yang mampu kemudian melihat ITS membutuhkan dana dan putranya ada di sini, kemudian tidak mau menyisihkan uangnya.

Dalam sambutannya yang sesekali berhenti sejenak karena diselingi dengan guyonan ala Suroboyoan itu rektor juga menyinggung soal dua rencana besar ITS ke depan. Pertama, ITS dalam waktu yang tidak lama lagi akan menjadi perguruan tinggi berbadan hukum atau PTBHMN. "Ini perlu disampaikan dan dijelaskan bahwa PTBHMN bukan pripatisasi, juga bukan upaya komersialisasi. Melainkan keinginan ITS untuk mengelola organisasi dan akademiknya secara mandiri dengan catatan hasilnya harus lebih baik. Kedua, keinginan ITS kedepan untuk diakui secara internasional," katanya.

Sementara dalam sesi tanyajawab, muncul kekhawatiran orang tua terhadap pelaksanaan masa orientasi mahasiswa baru yang mengarah kepada unsur-unsur kekerasan. Karena itu para orang tua berharap kesepakatan bersama antara pimpinan ITS dengan para ketua himpunan jurusan tidak hanya bagus di atas kertas, tetapi juga bagus didalam pelaksanaanya. (humas/bch)

Berita Terkait