Dalam ujian itu para peserta harus menggambar suasana pameran di mal dan suasana piala dunia. "Mereka dinilai berdasar gambar yang paling mirip," ungkap Ketua Tim Pengawas UM Desain Sabar SE MSi. Setiap gambar akan dinilai enam dosen despro. Penilaian dilihat berdasar kemampuan gambar tersebut menggambarkan suasana yang diinginkan.
Sabar menuturkan, saat tes menggambar, para peserta diizinkan mengambil posisi duduk senyaman mungkin. Mereka boleh duduk di lantai atau ndelosor. Selama dua jam, para peserta menggambar dengan tekun. Selain tes menggambar, ada tes potensi akademik (TPA) yang terdiri atas pengetahuan dasar bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan kemampuan spasial.
Ujian yang diikuti 776 orang dari berbagai daerah di Indonesia tersebut dianggap cukup sulit oleh para peserta. "Tak gampang ujiannya. Yang paling susah adalah saat menggambar," kata Ervika Viona, salah seorang peserta, lulusan SMA Negeri 1 Bangkalan. Dia saat ini masih berstatus mahasiswa Teknik Informatika Universitas Trunojoyo, Bangkalan.
Gadis yang biasa disapa Vika tersebut tidak puas dengan jurusan yang telanjur dipilih tersebut. Karena itu, dia kini mengikuti UM desain. Dia menyatakan sejak kecil sering menggambar. "Minat saya dari dulu memang bidang seni. Karena itu, saya sangat berharap bisa diterima di despro," ungkapnya. (upi/lis/c12/oni)
Kampus ITS, ITS News — Hadir mengentaskan masalah tumpukan sampah organik, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS , ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan sederet inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal