ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
12 Juli 2010, 11:07

Miftahul Fadillah, Mahasiswa ITS Perintis Usaha cocosnoot.com

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

SEJUMLAH kotak tisu, celengan, jam dinding, dan sejenis notebook berjejer di stan Cocosnoot.com. Bentuknya unik dan menarik serta didominasi warna cokelat. Semuanya berlapis serabut kelapa. "Masih ada satu produk lagi yang tidak kami pamerkan, yakni frame poto," ujar Miftahul Fadillah.

Untuk menghasilkan produk-produk tersebut, Fadil -sapaan Miftahul Fadillah- mempekerjakan dua perajin yang masih menetap di Malang. Mereka diberi upah 30 persen dari hasil penjualan. Harga produknya berkisar Rp 20 hingga Rp 30 ribu per satu produk. "Dua perajin itu segera kami pindahkan ke Surabaya untuk mempermudah semuanya," ujar mahasiswa angkatan 2006 ini.

Keberaniannya mengikuti Bazar Perbankan dan UMKM, membuat Cocosnoot.com untung besar. Produk mereka dipesan sejumlah kalangan. Bahkan, ada yang memesan hingga 650 produk. Namun, karena keterbatasan perajin, mereka baru bisa memenuhi 200 produk.

Karena itu, untuk mengembangkan usaha Cocosnoot.com tersebut, Fadil berharap bantuan dari berbagai pihak. Tidak hanya sebatas uang sebagai modal, tapi juga jaringan, layanan konsultasi, dan lainnya.

Ajang-ajang seperti bazar memang menjadi bidikan utama Fadil. Sebab, arena seperti itu bisa mendongkrak pemasukan usaha mereka.

Rencananya, Fadil ingin mengadakan pelatihan-pelatihan tentang kerajinan hasil olahan serabut kelapa. Tujuannya, memberdayakan masyarakat dengan menjadi mitra Cocosnoot.com. "Mereka yang membuat, kami yang membantu memasarkannya," tambahnya.

Fadil yang juga asisten dosen mata kuliah Technopreneurship di ITS ini menceritakan, ketertarikannya membuka usaha Cocosnoot.com bermula saat dia menjadi anggota tim yang mengikuti pelatihan kerajinan hasil olahan dari serabut kelapa di Kalimantan, September 2009. Tim tersebut dibentuk Eko Nurmyanto, dosennya di Jurusan Teknik Industri. Hanya, kata Fadil, pelatihan itu tidak ada tindak lanjutnya. Dia pun berinisiatif mengaplikasikan apa yang didapat selama pelatihan tersebut. Apalagi, katanya, kerajinan olahan dari serabut kelapa juga belum ada di Surabaya. "Ini peluang yang sangat menjanjikan," ujarnya.

Setelah meminta restu dari Eko, pada Desember 2009 Fadil membuka usaha kecil-kecilan. Dia memproduksi kerajinan berbahan serabut kelapa dengan dua perajin.

Lalu, pada April 2010 lalu, dia memakai nama Cocosnoot.com sebagai brand dan label industri kreatif miliknya. Konsumen pun dapat memesan sesuai desain yang diinginkan.

Pemberian nama Cocosnoot.com punya cerita tersendiri. Awalnya, kata Fadil, dia akan memberi nama Cocosnoot Creative Crafting atau disingkat triple C. Tapi, Fadil kurang sreg dengan singkatan tersebut karena kurang enak didengar. "Bisa terdengar seperti tripleks," ujarnya. Akhirnya Fadil mengganti dengan nama Cocosnoot.com seperti yang ada hingga kini. Sementara kata-kata creative crafting dipakai sebagai tagline.

Fadil mengatakan, hingga kini dia masih dibimbing dosennya, Eko, dalam menjalankan bisnis ini. Fadil pun tak sendirian. Dia mengajak empat teman dalam menjalankan usaha tersebut. Mereka adalah Ahmad Junaedi, mahasiswa Jurusan Desain Produk angkatan 2008; Indar N., mahasiswa Jurusan Teknik Indutsri angkatan 2006; Korik Alfian, mahasiswa Jurusan Teknik Industri angkatan 2008, serta Anugrah Syahryan, mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2008. "Saya sengaja mengajak teman dari Jurusan Desain Produk dan Teknik Informatika sebagai bentuk strategi usaha," ungkapnya.

Fadil menekankan pada inovasi desain dan marketing dalam usahanya. "Desain harus sesuai dengan pasar. Setelah itu pemasaran dilakukan melalui strategi marketing yang baik," terangnya. Salah satu strategi yang digunakan adalah pemasaran dan publikasi melalui website www.cocosnoot.com.

Hingga kini Cocosnoot.com telah tampil di dua ajang bergengsi, yakni Technopreneur Gathering ITS yang dihelat beberapa pekan lalu dan Bazar Perbankan dan UMKM 2010. Fadil mengatakan, tampilnya Cocosnoot.com di Bazar Perbankan dan UMKM yang diikuti seluruh Perbankan Jawa Timur, badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), serta produk unggulan UMKM dan kerajinan khas Jawa Timur ini tak lain karena keberuntungan. "Link, itu kuncinya," ujar mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Pembinaan Bisnis (LPB) Waru ini.

Fadil merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Orang tuanya pedagang kaki lima di Surabaya. Pada awal 2009 orang tuanya pindah ke Kalimantan. Sementara, Fadil tinggal di Rungkut bersama bibinya. "Saya terbiasa diladeni orang tua," ujarnya. Namun, kepindahan orang tuanya tersebut justru membuat dirinya lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Itulah yang membuat Fadil bangkit dan lebih memacu prestasi. "Sebelum orang tua saya ke Kalimantan, kerjaan saya sehabis kuliah ya langsung pulang. Istilah anak ITS, kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang, Red)," ujarnya.

Pada Agustus 2009, Fadil mengikuti Yamaha Marketing Tingkat Nasional 2009 di Jakarta. Dan, dia dinobatkan sebagai finalis dan mendapat kesempatan tampil di majalah Marketing pada bulan yang sama. Sejak itu, Fadil keranjingan mengikuti kompetisi yang berhubungan dengan marketing dan bisnis. Pada tahun berikutnya, Fadil meraih hal sama pada ajang serupa.

Fadil juga sempat membuka usaha sebelum Cocosnoot.com. Yakni, rental komik yang dananya diperoleh dari Program Mahasiswa Wirausaha 2009 yang diselenggarakan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Dikti juga pernah mendanai Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan milik Fadil, juga pada 2009, yang bertajuk Otawa (Otlet Tradisional Jawa). "Pada akhirnya dua usaha itu saya tutup karena saya ingin fokus pada Cocosnoot.com," jelasnya.

Fadil pun berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk terus mengembangkan budaya entrepreneur. "Generasi muda harus menunjukkan kreativitas berwirausaha dan think out of the box," tandas Fadil. (*/c2)

Satyaning Pradnya Paramita

Berita Terkait