ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
28 Juli 2010, 08:07

Karawitan di ITS, Selaraskan Seni & Teknologi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dahulu, selain karawitan ada juga komunitas ludruk dan tari. Namun yang berhasil bertahan hanya karawitan. Komunitas karawitan ini dibentuk sejak 1995 oleh para dosen dan karyawan yang menggandrungi kesenian tradisional Jawa tersebut. Kendala utama saat pembentukan komunitas karawitan di ITS adalah kurangnya alat untuk latihan. Akibatnya, mereka harus meminjam alat untuk latihan dan pementasan. Setahun kemudian, komunitas yang kini bernama Electrophonic tersebut mulai memiliki perangkat slendro (untuk nada rendah) sebagai pendukung latihan seperti gendang, bonang barung, dan gong.

Mantan Ketua Minat dan Bakat ITS Vishwa Patra Pradana menjelaskan, sebenarnya peminat karawitan di ITS cukup banyak. Hanya saja, seleksi alam menyisakan hanya 15 orang anggota komunitas yang aktif. "Setiap tahun pasti ada pasang surut,” ujar Wawan seperti dikutip dari situs ITS, Senin (26/7/2010).

Wawan menambahkan, di masa awal kelompok ini terbentuk, kendala utama adalah ketersediaan alat. Sekarang, ketika alat sudah menunjang, peminat kelompok karawitan ini justru berkurang. Kondisi tersebut mungkin juga dipengaruhi oleh tingkat kesibukan mahasiswa ataupun dosen yang sudah berbeda.

Komunitas karawitan ITS dibagi menjadi dua, yaitu untuk mahasiswa, serta untuk dosen dan karyawan. Namun, dua kelompok ini sering berlatih bersama dengan mendatangkan pelatih dari luar ITS. Saat ini, komunitas karawitan ITS rutin berlatih tiap sore, kelompok mahasiswa biasanya latihan Kamis sore. Latihan ini akan lebih intensif menjelang pementasan, seperti saat wisuda. Dalam kesempatan tertentu, komunitas karawitan ITS juga berkolaborasi dengan tim paduan suara ataupun tari ITS.

Meski masih kecil, setidaknya komunitas karawitan ITS bisa menjadi barometer seni di ITS. “Seni dan Teknologi memang tidak bisa digabungkan tapi bisa berjalan beriringan,” ujar Wawan.(rhs)

Berita Terkait