ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
30 Agustus 2010, 08:08

Calon Rektor ITS Gerilya Pendukung

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

“Semoga dengan adanya temu kenal bacarek ini nantinya bisa mengeluarkan nama yang benar-benar sesuai untuk kebaikan kita bersama,” ungkap Sritomo Wignjosoebroto, Ketua Panitia Penjaringan Calon Rektor ITS, Sabtu (28/8).

Sritomo menilai, pemaparan visi dan misi merupakan bagian strategis untuk mengenalkan program yang akan dijalankan ketika menjabat rektor diperiode mendatang. Dari sebelas bakal calon Rektor, hanya ada lima nama yang akan lolos masuk ke meja Senat untuk dipilih. “ITS sudah maju di banyak bidang, hanya saja kurang satu kata yaitu inovasi,” kata Agus Windharto, Bacarek ITS dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Pria yang punya serentetean karya di bidang industri kreatif ini menekankan dalam pemaparan visinya bahwa ia ingin membawa ITS agar bisa menjadi perguruan tinggi terdepan dengan basis sinergitas antarelemen.

“Jika 2006 silam saya mengajukan Gain Pros, maka sekarang adalah Gain More,” kata Rektor incumbent Priyo Suprobo. Probo banyak mengumbar perjalanan kesuksesan program kerjanya di masa jabatan sebelumnya. Selain itu ia juga mempunyai serangkaian rencana strategis dalam rangka mewujudkan kesejahteraan ITS secara menyeluruh.

Bacarek lain Triyogi Yuwono, memilih mengembangkan sumber daya laboratorium, juga pemberdayaan program sarjana sebagai pusat riset. “Pasca sarjana perlu dikembangkan dan diberdayakan sebagai penggerak utama menuju universitas riset,” tukasnya.

Sedangkan salah satu nama populer yang juga mencalonkan diri, Daniel M. Rosyid lebih berani memaparkan perubahan bagi ITS ke depan. Daniel tak sungkan mengungkapkan akan menaikkan SPP bagi mahasiswa ITS. Kontan wacana tersebut melahirkan sorakan ketika dirinya memaparkannya. “Kenaikan SSP tidak ditanggung oleh mahasiswa, akan tetapi oleh sponsorship, ataupun berupa kredit pendidikan,” katanya.

Sedangkan bacarek lain, Imam Robandi mengusung jargon ITS Berilmu dan Berbudaya, ITS yang Muda. Dosen jurusan Teknik Elektro ini memaparkan tiga tahapan dalam memajukan ITS yaitu diferensiasi, positioning, dan branding.

“Semua elemen ITS harus saling sinergi, harmonik, dan sistematik," ungkap Imam.

Satu-satunya Bacarek perempuan, Noor Endah memilih lebih fokus pada transparansi, peduli, dan disiplin. Dosen jurusan Teknik Sipil ini menekankan pentingnya penelitian, wawasan lingkungan, dan technopreneurship.

"ITS jangan hanya bekerjasama dengan institusi internasional, tetapi juga harus membantu Perguruan Tinggi yang lemah di Indonesia bagian timur karena mereka juga mencetak anak bangsa," ujar Endah.

Bacarek dari teknik kimia, Sumarno lebih memilih mensinergikan antara IPTEK, budaya, ekonomi, dan sosial. Pria yang akrab disapa Marno ini berniat akan memajukan ITS melalui kemaritiman, Information and Communications Technology (ICT). Sumarno menjelaskan alumni dan sikap kritis mahasiswa dibutuhkan untuk membangun ITS ke depan.

 Mochamad Hariadi, Bacarek asal teknik elektro menyebutkan ingin melaksanakan Tri Darma perguruan tinggi berbasis riset dan ipteks. Hariadi menjelaskan program kesejahteraan dosen dan karyawan. Program tersebut meliputi jaminan kesehatan dan lingkungan kerja yang nyaman. Menurutnya, apabila hal ini dapat dikembangkan maka sense of belonging civitas akademika terhadap ITS akan semakin besar. “Level pelaksanaan yang sudah ada harus ditingkatkan,” katanya.

Bacarek asal fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan lainya, Nadjadji Anwar ingin menjadikan ITS sebagai kampus terdepan sebagai research university, resource university, dan entrepreeneur university. “Masyarakat, orang tua mahasiswa, pengguna lulusan, alumni, dan pemerintah harus sinergi,” tambahnya.

Mahfud, bacarek asal Fakultas Teknik Industri, lebih memilih menyoroti Rencana Strategis (Renstra) ITS yang perlu untuk terus dilakukan secara berkesinambungan. Menurut Mahfud, “eksekutor” Renstra bukanlah rektor melainkan setiap ketua jurusan. “Saatnya kita berpikir apa yang dapat kita berikan untuk ITS,” ujarnya. m1

Berita Terkait