ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
03 November 2010, 08:11

Sepeda Lipat Karya Dosen dan Mahasiswa ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sekilas sepeda made in ITS ini sama dengan sepeda lain yang beredar di pasaran. Bahkan proto type-nya secara fisik tak tampak lebih mentereng dari sepeda pada umumnya, masih sangat sederhana. Namun di balik kesederhanaan ini, menyimpan teknologi yang canggih.

Sepeda ini dirancang khusus sehingga energi untuk mengayuh di jalan menanjak sama dengan medan datar. “Kami beri nama sepeda ini Flexy-Knock Down Bike. Flexy karena bisa berubah ukuran kecil, medium, dan besar. Knock down karena dapat dengan mudah dibongkar, dipasang, dan dilipat cukup dengan tangan atau manual. Sepeda ini bisa dilipat lalu disimpan di tempat terbatas sekali pun. Seperti di bagasi mobil,” jelas I Made Londen.

Sebagai alat tranportasi, flexy-knock down bike sangat praktis. Tak saja untuk rekreasi tetapi juga untuk olahraga. Sepeda ini sangat ekonomis karena akan diproduksi massal dengan harga sangat terjangkau. “Ini satu sepeda untuk semua,” lanjutnya.

Berdasarkan teknologi pengembangannya, flexy knock down bike ini merupakan sepeda yang dapat diubah ukuran dan modelnya. Satu sepeda bisa dikendarai oleh anak-anak, remaja, dan dewasa. Caranya dengan mengubah rangka yang sudah didesain khusus. Setiap sudut rangka dilengkapi dengan baut buka tutup yang kokoh.

Ukuran rangka ini bisa diubah sesuai ukuran pengendaranya. Dalam waktu singkat, rangka ini bisa berubah ukuran dan kokoh menjadi sepeda dengan model sporty, choppy, serta mountain bike.

Ini tercipta dari ide cemerlang guru besar ITS asal Bali itu bersama mahasiswanya. Dibutuhkan waktu lebih dari empat bulan untuk menciptakan sepeda mutakhir ini. Menurut keterangan Riki, sang mahasiswa, bahan-bahan mulai rangka dan batangan alumunium yang lain didatangkan dari Jerman. Teknologinya terus diuji melalui teknik ilmiah.

Riki yang saat ini duduk di semester akhir Taknik Mesin ITS ini bersama sang guru besar menciptakan teknologi aman. “Kami ciptakan seaman mungkin berdasar rumus energi dan massa ini. Untuk lebih terjamin keamanannya, kami menggandeng Polygon,” kata Riki.

Namun, keterlibatan produsen sepeda kenamaan ini diakui hanya untuk meminjam peralatan. Mendesain, menyusun kerangka, dan menciptakan alat transportasi itu sepenuhnya dilakukan ITS.

Untuk menguji kelaikan jalan dan keamanan, sepeda ini akan diujicobakan pada 7 – 14 November. Tidak tanggung-tanggung, sepeda ini akan dinaiki Gunawan, 62, mantan dosen ITS dari Jakarta ke Surabaya.

Bersama 16 Lansia Bersepeda mereka akan menempuh jarak 840 km melewati Jakarta, Pamanukan, Indramayu, Cirebon, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Gresik, dan finish di Surabaya.

“Saya yang akan menaiki sepeda buatan ITS itu. Sudah saya jajal, nyaman dan empuk. Kami sebenarnya ingin mengajak hidup sehat dan tak konsumtif. Motor begitu banyak tetapi membeli sepeda jarang. Setiap hari manusia harus berjalan 3,5 km atau kalau bersepeda 30 km, ini sangat menyehatkan,” kata Gunawan.

Berita Terkait