Robot manual P-Next dapat dikendalikan cepat daripada Garuda. Namun, keduanya sempat berbenturan dan berebut tempat ketika akan meletakkan salah satu kerangka mahkota. Dengan gesit, wasit melerai kedua robot dan menyilahkan robot P-Next yang datang terlebih dahulu untuk meletakkan bagian.
Persaingan sengit tidak terhenti di robot manual saja. Pelarungan rangkaian krathong oleh robot otomatis di sungai juga hanya selisih 10 detik saja, namun tetap saja keduanya dalam posisi perolehan nilai yang sama hingga 3 menit berakhir.
Kemelut saat penilaian pun terjadi. Nampak tim juri perlu waktu lebih dari 5 menit untuk memutuskan pemenangnya. Namun, keputusan tim juri berbeda dari harapan.
"Kami melihat dengan keterbatasan teknologi, ada dugaan robot manual P-Next memberi instruksi robot otomatis untuk bergerak, namun juga kami belum bisa memastikan sehingga keputusannya adalah tanding ulang," ujar salah satu dewan juri disambut sorak sorai pengunjung yang hadir.
Dalam pertandingan ulang, kedua tim berlaga dengan seimbang. Hingga akhir pertandingan, kedudukan hampir seimbang. Namun, tim juri memutuskan tim P-Next unggul dengan nilai 150 dibanding Garuda dengan nilai 100
Tidak hanya itu, kedua tim juga memiliki jumlah supporter yang lebih banyak dibandingkan dengan tim-tim lain. Beberapa seruan saling balas oleh kedua supporter tim tersebut. Meski demikian, suasana tetap kondusif. "Walau beda kota, kita tetap saudara," teriak kedua supporter lantang. [sya/but]
Kampus ITS, ITS News — Hadir mengentaskan masalah tumpukan sampah organik, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS , ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan sederet inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal