Dia adalah Hari Purnawiyanto, mahasiswa D-3 jurusan Teknik Elektro, yang mengawali tekadnya menjadi ahli elektro dengan kekaguman pada sang paman.
Hari mengaku, ini bukan pertama kalinya menjadi Mawapres. "Tahun lalu, saya juara dua Mawapres di tingkat yang sama," ujar lelaki kelahiran 14 Oktober 1989 ini seperti dikutip dari ITS Online, Senin (13/6/2011).
Saat tes bahasa Inggris pada Mawapres kali ini, Hari merasa sangat beruntung. Pasalnya, mahasiswa angkatan 2008 ini mendapatkan pertanyaan yang sesuai dengan bidangnya, yaitu elektronika. "Saya harus menyampaikan pendapat andaikan PLN mengalami privatisasi," katanya.
Menurut Hari, kualitas pelayanan listrik perlu ditingkatkan namun sebaiknya tarif dasar listrik tidak terlalu mahal sehingga ‘mencekik’ masyarakat menengah ke bawah.
Meski sedikit terganjal di terminologi, lelaki asal Kertosuro ini mengaku cukup mudah menjawab pertanyaan tersebut sebab Hari bersama teman seangkatannya, Eko Juanaidi Salam memang tengah berkonsenterasi dalam efisiensi energi. Mereka berdua sedang mengembangkan sistem pengendalian peralatan elektronika melalui jaringan internet sehingga pemakaian listrik dalam suatu gedung akan lebih mudah dikontrol oleh pemilik maupun pengelola gedung.
Terinsipirasi dari Mawapres 2009, Danang Ambar Prabowo, Hari menilai efiensi energi penting dilakukan sebab pasokan listrik kian menurun sementara jumlah kebutuhan penggunaan listrik terus meningkat.
Sistem yang dalam keadaan 90 persen jadi, saat ini tengah diuji coba di salah satu gedung PT Telkom Kebaelan Timur. Jika sudah sempurna, teknologi tersebut akan diterapkan lebih luas oleh PT Telkom. Hal ini sesuai dengan kesepakatan Hari dan Eko ketika kerja praktek tahun lalu di PT Telkom.
Mahasiswa yang memiliki mimpi untuk kuliah S-2 di Tokyo University ini semakin terpacu untuk menyempurnakan sistem ini sejak sistem yang baru separuh jadi tersebut berhasil meraih juara harapan kedua di M-Fest Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu.
Lelaki berusia 21 tahun ini ternyata juga menaruh perhatian besar dalam dunia pendidikan, terlihat dari keinginan terbesarnya kelak untuk mendirikan sekolah bagi rakyat kurang mampu. "Melalui pendidikan, kita bisa memperbaiki banyak hal," ujarnya.
(rhs)
Kampus ITS, ITS News — Hadir mengentaskan masalah tumpukan sampah organik, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS , ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan sederet inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal