ITS News

Jumat, 04 Oktober 2024
19 September 2011, 09:09

Wali Kota Surabaya: Eco-Campus Bantu Hijaukan Kota

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Eco campus akan membantu program Pemkot Surabaya dalam menghijaukan kota," katanya saat membuka Gugur Gunung di stadion ITS, Sabtu.

Saat membuka kegiatan yang menandai pencanangan "Eco-Campus" secara terprogram untuk lima tahun mendatang itu, Risma menilai salah satu keberhasilan Surabaya dalam bidang lingkungan mendapat "support" ITS.

"Jadi, sudah tepat jika ITS menggalakkan eco campus, sebab manfaatnya juga dirasakan oleh warga ITS dan masyarakat luas," katanya.

Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA mengatakan perwujudan Eco-campus telah ditetapkan sebagai salah satu bagian dari perencanaan strategis ITS.

"Perwujudan sebuah kampus yang ramah lingkungan merupakan tindakan nyata untuk menjawab berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi di bumi ini," katanya.

Menurut dia, ITS berkomitmen untuk berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan teknologi serta penerapan gaya hidup yang berwawasan lingkungan.

"Untuk itu seluruh civitas akademika ITS, termasuk dosen, karyawan dan mahasiswa wajib berperan aktif dalam menciptakan kampus yang berbudaya lingkungan," katanya.

ITS yang memiliki lahan seluas 185 hektare sudah selayaknya memiliki lingkungan yang bersih dan hijau yang diimbangi dengan struktur yang baik.

"Keberhasilan eco campus tidak hanya secara fisik tetapi juga adanya perubahan perilaku serta sikap elemen positif dari sivitas ITS, yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Program Eco-campus ITS, Dr Eng Ahmad Rusdiansyah mengatakan, banyak hal yang diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan ini.

"Mulai dari desain bangunan ruang perkuliahan, yang nantinya berkonsep greenbuilding. Jadi nanti tidak akan menggunakan AC di ruang-ruang perkuliahan yang baru akan dibangun," katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan mendirikan "composting center" untuk mengolah produksi sampah yang dihasilkan dari aktivitas akademik maupun non-akademik ITS yang banyaknya mencapai 2.200 m3/bulan.

"Kami juga menggalakkan hemat listrik dan air. Nantinya, tiap jurusan akan menanggung sendiri biaya pemakaian listrik dan airnya. Selama ini, biaya listrik dan air ditanggung ITS," tuturnya.

Aspek lain yang diperhatikan dalam program "ITS Eco-Campus" adalah transportasi. Penataan sistem transportasi harus ditekankan pada usaha mengurangi ketergantungan pada penggunaan unit kendaraan bermotor pribadi.

Ketersediaan fasilitas yang aman, nyaman dan terencana baik, akan mendorong penggunaan sepeda dan mendukung aktivitas pejalan kaki.

Saat ini, beberapa ruas jalan di ITS sudah dilengkapi dengan jalur khusus sepeda. Tahun mendatang, diharapkan semua ruas jalan ITS sudah dilengkapi dengan jalur sepeda.

"Kami berusaha menggalakkan penggunaan sepeda di lingkungan kampus. Rencananya, tiap Jumat akan dijadikan car free day. Jadi, tidak boleh ada motor dan mobil masuk kampus. Sepedanya kami sediakan dari kerja sama dengan mitra kami," tuturnya.

ITS akan mengawali tradisi bersepeda dengan menyediakan 500-600 sepeda kayuh dari lapangan parkir Graha ITS ke berbagai jurusan, lalu akan ada uji emisi rutin.

Dalam kesempatan itu, Ketua Program Gugur Gunung (G2), Dr Bambang Sampurno mengatakan, gugur gunung merupakan sebagai gebrakan awal dari program ‘ITS Menuju Eco-campus’, yang melibatkan seluruh mahasiswa baru ITS yang jumlahnya tidak kurang dari 7.000 orang.

Acara Gugur Gunung ini ditandai dengan pelepasan burung gelatik jawa, perkutut jawa, berikutan, dan burung peking. Secara simbolis penanaman pohon dilakukan oleh Wali kota Surabaya dan Rektor ITS di ujung timur stadion ITS serta memasangkan dua pin kepada mahasiswa baru.

Selanjutnya, Setelah acara seremonial usai, maba melanjutkan menanam pohon di berbagai titik menurut 10 kelompok teritorial yang telah dibagi.

"Nantinya, setiap pohon yang ditanam akan terus dipantau selama enam bulan oleh tiap kelompok yang terdiri dari lima orang mahasiswa. Hal itu untuk menjamin kelangsungan hidup pohon yang ditanam dalam kegiatan G2. Itu yang dinamakan pohon asuh," katanya.

Dalam program pohon asuh itu, setiap kelompok wajib melaporkan semua yang terjadi atas keberlangsungan hidupnya pohon, semuanya dicatat dan dipantau terus.

"Kelompok mahasiswa baru yang mampu menjaga kesehatan dan pertumbuhan pohonnya dengan baik akan mendapatkan penghargaan," katanya.

Ditanya tentang peran dari mahasiswa lama, ia mengatakan mahasiswa lama dan sivitas akademika ITS akan melakukan penanaman pohon dan pelepasan burung dalam setiap Dies Natalis ITS, sehingga "Eco-Campus" akan menjadi tradisi di ITS.

Nantinya, di setiap fakultas akan ada kawasan tanaman yang berbeda, seperti kawasan tanaman langka (juwet, manggis, klampis, dan sebagainya), kawasan tanaman produktif (mangga) yang melibatkan masyarakat sekitar kampus, kawasan pengamatan burung, dan laboratorium alam untuk sarana penelitian bagi mahasiswa Biologi dari berbagai universitas.

Berita Terkait