ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
25 Januari 2012, 08:01

Tim ITS Luncurkan Kapal Rojo Segoro

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Peluncuran kapal "Rojo Segoro" itu dilaksanakan oleh Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahdjono, Pembantu Rektor (PR) I ITS Prof Herman Sasongko, dan sejumlah instansi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Surabaya, BNI, PT SIER, PAI, dan Jotun di Markas Koarmatim, Surabaya, Selasa.

"Peluncuran itu menandai pengerjaan kapal Rojo Segoro itu sudah hampir selesai dan tinggal beberapa komponen saja, sehingga kapal itu sudah siap untuk mengikuti lomba kebaharian tingkat dunia di Irlandia," kata Pembina Tim MC ITS Prof Daniel M Rosyid.

Ia menegaskan bahwa keterlibatan tim ITS dalam ajang kelautan internasional itu merupakan yang ke-enam kalinya dengan tiga kapal karya mahasiswa yakni Merdeka (Merdeka I), Garuda Nusantara (Merdeka II), dan Rojo Segoro (Merdeka III), bahkan kapal Merdeka generasi ketiga lebih ringan.

"Rojo Segoro sebagai kapal generasi ketiga memang lebih ringan, karena menggunakan tempat duduk dari laminasi bambu dan dayung juga terbuat dari bambu, sehingga tarikan kapal terasa lebih ringan. Doakan saja dapat berprestasi dengan meraih Spirit of Challenge," katanya.

Sementara itu, pimpinan proyek (pimpro) ‘Wooden Sailing Boat’ (perahu kayu berlayar) untuk MC ITS, Sufian Imam Wahidi, menjelaskan pihaknya membuat Kapal Merdeka III (Rojo Segoro) sejak Maret 2011 dengan teknologi laminasi bambu, namun juga ada enam jenis kayu yakni jati, kamper waru, merbau, pinus, dan mahoni.

"Tim ‘Wooden Sailing Boat Project’ beranggotakan 12 mahasiswa itu mengerjakan Kapal Merdeka III yang panjangnya 12 meter, lebar 2,1 meter, dan ketinggian 0,76 meter selama 10 bulan lebih sejak Maret 2011 hingga Januari 2012 dengan dana Rp220 juta," katanya.

Didampingi seniornya dari tim MC 2010, Arifin Gustian Pramoko, mahasiswa Teknik Perkapalan ITS angkatan 2008 itu mengatakan kapal "Rojo Segoro" itu menggunakan bahan laminasi bambu dengan 30 persen bahan dari bambu.

"Kami sengaja menggunakan bahan laminasi bambu, karena bahan dari kayu semakin sulit dicari dan harganya pun mahal, tapi kami masih menggunakan teknologi laminasi bambu pada tempat duduk penumpang dan dayung," katanya. (*)

Berita Terkait