ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Diskusi Publik ITS Menjadi PTBHMN: Paling Sulit Mengubah Culture

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Inilah yang memang kita sedang siapkan serius, mengubah budaya dari PNS yang asumsinya kerja-tidak kerja tetap mendapat upah atau mengajar-tidak mengajar tetap memperoleh gaji ke budaya pegawai atau karyawan PTBHMN," kata Ketua Tim Persiapan PTBHMN ITS, Ir. Patdono Suwignyo M.Eng.Sc, Ph.D.

Dikatakannya, persiapan-persiapan untuk mengubah cuture itu sudah disiapkan termasuk metode apa yang akan digunakan untuk melakukannya. "Langkah ini diambil agar nanti ketika keputusan dari pemerintah menetapkan ITS bisa untuk menjadi PTBHMN, kami tidak lagi kesulitan mencari pola dan cara untuk menyiapkan perubahan itu. Kini beberapa prinsip yang dijalankan oleh PTBHMN sudah diterapkan di ITS," katanya.

Sementara itu Rektor ITS, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh DEA mengatakan, ITS awal tahun 2005 memang telah menyiapkan diri untuk menjadi PTBHMN. Kini tiga dokumen yang berisi tentang potret dan potensi ITS, langkah yang akan dilakukan selama masa transisi serta dasar hukum atau konstitusi yang melandasi ITS menjadi PTBHMN sudah selesai dikerjakan dan diserahkan ke Jakarta. "Pada 9 Oktober 2004 tim dari Dewan Pendidikan Tinggi, Jakarta, sudah akan melakukan visitasi atau peninjauan ke ITS. Diharapkan jika memang berjalan lancar awal tahun fiskal 2005, ITS sudah menjadi PTBHMN," katanya.

Dikatakan rektor, sebelumnya kajian untuk memilih ITS menjadi PTBHMN sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu, dan baru tahun lalu kita menetapkan ITS harus menjadi PTBHMN. "Ini artinya pilihan menjadi PTBHMN sudah melalui kajian yang matang. Karena ITS memandang menjadi PTBHMN bukan sekadar berubah secara substantif terhadap namanya, tetapi juga akan mengubah culture. Artinya bukan sekadar berubah, tetapi melakukan transformasi, yang domainnnya juga akan mengalami perubahan," katanya.

Rektor menegaskan, diskusi publik ini semata-mata bukan hanya untuk menyampaikan atau mensosialisasikan apa yang telah dilakukan oleh Tim Persiapan PTBHMN ITS, melainkan upaya untuk menerima kritikan, saran, dan masukan, karena sesungguhnya apa yang telah dihasilkan itu masih sangat terbuka untuk dilakukan perubahan. "Tentu saja diskusi ini bukan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sama tentang PTBHMN ITS. Pemahaman tidak harus sama, akibat dari latar bekalang kita yang berbeda dalam menggunakan sudut pandang, tapi yang penting masing-masing punya jalan keluar yang jelas untuk itu," katanya.

SPP TIGA JUTA
Dalam acara yang dihadiri para dosen, mahasiswa, karyawan dan alumni itu, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS, Rendra Sanjaya, yang diminta menyampaikan pandangan-pandangannya tentang PTBHMN ITS lebih banyak menyoroti tentang kenaikan SPP yang bakal menjadi Rp 3 juta per tahun pada akhir tahun 2010, dimana ITS telah benar-benar menjadi PTBHMN. "Kami dari mahasiswa mengharapkan SPP yang ada saat ini bisa dipertahankan. Selain itu harus ada upaya ke arah untuk meningkatkan kualitas lulusan. Ini penting, karena selama ini dari empat perguruan tinggi yang telah ditunjuk untuk menjadi PTBHMN, belum ada yang merasakan telah meningkat kualitasnya," katanya.

Selain itu, Rendra meminta saat ITS menjadi PTBHMN aspek kepedulian dengan masyarakat sekitar harus tetap dipertahankan. "Kami melihat empat perguruan tinggi yang telah menjadi PTBHMN malah seringkali menimbulkan masalah dengan masyarakat sekitarnya," katanya.

Dibagian lain Rendra juga menyoroti tentang kompisisi Majelis Wali Amanah (MWA) yang menurutnya tidak imbang jika unsur mahasiswa hanya diberikan satu wakil. (Humas/bch)

Berita Terkait