Sabtu (9/10) pagi poliklinik ITS sudah dipenuhi puluhan anak-anak yang siap dikhitan. "Seperti yang telah diungkapkan ketua panitia bakti sosial beberapa waktu lalu, bahwa khitanan missal ini pasti terlaksana. Alhamdulillah, ternyata memang bisa terlaksana dengan jumlah peserta yang lebih banyak dari bayangan kami," kata ketua panitia pelaksana Indrajaya.
Meskipun panitia terpaksa harus memindah tempat penyelenggaraan, kegiatan dapat terlaksana tanpa halangan yang berarti. "Jika awalnya kita rencanakan di plasa Dr. Angka, ternyata harus dipindah ke poliklinik ITS," ujar Indra. Hal itu karena peralatan medis yang dipakai sulit untuk dipindahkan. Sehingga, pelaksanaannya harus dilakukan di poliklinik.
Indra menyatakan, penggunaan alat untuk khitanan massal kali ini lain dari biasanya. "Alat yang digunakan itu tidak menimbulkan rasa sakit, pendarahan yang biasa terjadi pun relatif berkurang. Karena canggih dan perlu ekstra hati-hati, membuat alat tersebut sulit dibawa kemana-mana. Jadi yang mau dikhitan saja yang kita bawa ke poliklinik," ungkapnya sembari tertawa. Pernyataan itu mendapat anggukan dari dr. Abdul Mukti, salah seorang dokter yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial tersebut.
"Alatnya itu memang sulit kalau harus dipindah-pindahkan. Makanya, saya minta kepada panitia agar pesertanya saja yang datang ke poliklinik," kata Abdul. Dikatakannya, alat yang digunakan kali ini tidak hanya mengurangi rasa sakit, tetapi juga relatif mempercepat penyembuhan. Kalau biasanya sampai seminggu baru sembuh, yang ini rata-rata setelah tiga hari rasa sakit itu akan hilang, ungkap pria berkaca mata ini.
Khusus menangani khitan, kepala poliklinik ITS yang juga spesialis paru-paru ini dibantu beberapa tim medis lain, yaitu seorang dokter dari poliklinik ITS dan dua orang dokter dari rumah sakit sekitar ITS.
Tidak hanya itu, para dokter tersebut dibantu oleh beberapa orang perawat untuk mempercepat pelaksanaan khitanan. "Tiap-tiap dokter juga membawa sendiri satu sampai dua orang perawat untuk membantu pekerjaannya," ujar Indra.
Sebanyak 51 anak berhasil dikhitan dengan lancar oleh tim medis. Dari keseluruhan peserta, lima orang diantaranya adalah warga sekitar ITS. Sedangkan selebihnya adalah keluarga dan kerabat civitas akademika ITS.(sep/tov)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya