ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
05 Desember 2013, 15:12

ITS Harus Kembangkan Teknologi Kelautan RI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pendapat tersebut disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Alam, Ir Susilo Siswoutomo dalam Seminar Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (Senta) 2013 di ITS. Pada kesempatan itu, Susilo menekankan, ITS harus bertanggung jawab atas pembangunan teknologi kelautan di Indonesia. Apalagi, lanjutnya, ITS merupakan satu-satunya institusi yang memiliki Fakultas Teknologi Kelautan.

”Jadi sudah sepatutnya ITS merasa bersalah jika ada ketidaksesuaian dalam pembangunannya di Indonesia,” tantang Susilo, seperti dinukil dari ITS Online, Kamis (5/12/2013).

Menurut Susilo, teknologi kelautan ini sangat berkaitan dengan dengan kebutuhan masyarakat akan migas. Dia menyebut, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) per harinya di Indonesia mencapai angka 1,45 juta hingga 1,5 juta barel. Padahal produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuhan 830 ribu barel setiap harinya.
”Untuk itu kita harus impor,” katanya.

Sebenarnya, lanjut Susilo, di Indonesia terdapat sekira 52 miliar barel minyak alam yang tersimpan dan belum ditemukan. Angka tersebut berasal dari 62 cekungan yang sebagian besarya terdapat di wilayah Bujur Timur dengan kedalaman mencapai lebih dari 100 meter.

”Itu yang harus dicari dan ditemukan. Ini juga jadi tugas ITS untuk mengembangkan teknologi yang berkapasitas untuk itu,” imbuh Susilo.

Angka tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah produksi minyak di luar negeri yang mencapai angka ratusan miliar lebih barel per harinya. Untuk itu, tantangan selanjutnya adalah perbaikan sistem eksplorasi dan produksi migas di Indonesia.

”Pesan saya kepada mahasiswa, jadikan negara sebagai prioritas utama, sehingga nantinya bisa amanah dalam menjalankan tugas negara ini,” ujarnya.

Susilo turut memberi perhatian khusus terhadap nelayan. Nelayan setiap harinya bisa menghabiskan solar hingga enam liter. Sebagai upaya penghematan, maka keluar program untuk nelayan menggunakan gas.

”PR-nya, bagaimana kita membuat mesin-mesin kapal yang sekarang ini bisa diganti menjadi mesin-mesin kapal yang bisa digerakkan oleh gas,” tutup Susilo. (rfa)

Berita Terkait