ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
10 Desember 2013, 15:12

Tak Puas Bikin Mobil Listrik, ITS Rambah Motor Ramah Lingkungan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Karya tersebut lahir dari beberapa mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) D-3 Teknik Mesin ITS. Salah satu anggota tim, yakni Hendro menjelaskan, pembuatan dua jenis sepeda motor tersebut telah dimulai sejak 2012.

Ide tersebut muncul lantaran beberapa negara maju di dunia tengah gencar memproduksi sepeda motor berbahan bakar gas dan listik. ”Sayangnya, di Indonesia masih belum ada yang berani membuat jenis sepeda motor serupa,” tutur Hendro, seperti disitat dari ITS Online, Selasa (10/12/2013).

Hal tersebut yang kemudian memacu Hendro dan kawan-kawan untuk mengeksplor kemampuan mereka dalam membuat sepeda motor berbahan bakar listrik dan gas. Setelah satu tahun, akhirnya dua sepeda motor barupun lahir.

Pertama, sepeda motor berbahan bakar gas yang bernama Wisanggeni. Kedua ialah sepeda motor berbahan bakar listrik berjuluk Rajageni.

Hendro melanjutkan, Wisanggeni memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. ”Motor ini mampu menempuh jarak 70 kilometer hanya dengan satu kilogram bahan bakar gas saja. Selain itu juga tidak mengeluarkan emisi gas buang berupa gas CO,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Wisanggeni juga mempunyai kelebihan lebih ekonomis. Sebab, gas LPG ukuran tiga kilogram pun bisa digunakan sebagai bahan bakar.

Tabung gas tersebut dapat diletakan di bawah tempat duduk pengemudi. Sebagai pengaman, pada tabung gas juga dilengkapi alat regulator serta sensor gas. "Dengan adanya pengamanan tersebut, Wisanggeni dapat diproduksi sebagai sepeda motor asli buatan Indonesia," tutur Hendro.

Sementara untuk desain, Wisanggeni memiliki tampilan yang cukup menarik. Hendro dan timnya mengadopsi beberapa bentuk motor laki-laki lalu mengkombinasikannya dengan warna merah dan putih.

Dia mengaku, desain tersebut merupakan karya timnya sendiri mengikuti selera pasar. Sedangkan untuk Rajageni, desainnya lebih modern layaknya motor matic.

Dengan bahan bakar listrik, Rajageni pun mampu berjalan dengan kecepatan maksimal 75 kilometer per jam. ”Dengan adanya kendaraan yang menggunakan energi alternatif, ketergantungan akan bahan bakar minyak bisa semakin berkurang,” paparnya.

Meski begitu, Hendro menegaskan, masih perlu adanya pengembangan dari kedua prototipe tersebut. Salah satunya dari aspek mesin motor. Sebab, untuk saat ini, mesin yang digunakan masih memanfaatkan yang ada di pasaran. Namun, untuk kedepannya akan diusahakan membuat sendiri.

Hendro berharap, kedua prototipe tersebut dapat diproduksi masal. Menurutnya, hal itu tidak akan sulit jika ada kerja sama antara pihak industri, akademisi dan pemerintah. ”Rencananya, bila bisa diproduksi massal kami akan sesuaikan dengan harga rata-rata di pasaran, namun dengan kualitas yang lebih baik,” tutup Hendro. (rfa)

 

Sumber :: http://kampus.okezone.com/read/2013/12/10/373/910217/tak-puas-bikin-mobil-listrik-its-rambah-motor-ramah-lingkungan

Berita Terkait