ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
09 Januari 2014, 10:01

Setelah Mobil, ITS Luncurkan Kapal Tenaga Surya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kapal bertenaga surya lahir dari tangan sembilan mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ITS. Karya mereka itu tengah disiapkan guna mengikuti perlombaan Dong Energy Challenge 2014 di Belanda. Bahkan, hanya mereka satu-satunya tim asal Indonesia yang ikut berlaga dalam kontes kapal berbahan bakar surya tersebut.

Ketua Tim Candra Prasetyo Endro mengungkap, konsep pembuatan kapal tersebut sudah dimulai sejak 2011. Namun, proses pengerjaannya baru bisa dilakukan satu tahun kemudian.

"Pembuatan kapal tersebut berawal dari dorongan dosen-dosen Siskal yang menuntut mahasiswanya untuk bisa menerapkan ilmu yang telah mereka dapat. Terlebih lagi jika mampu bersaing di kancah internasional," ujar Candra, seperti dikutip dari ITS Online, Kamis (9/1/2014).

Hingga saat ini, kata Candra, mereka sudah merampungkan sekira 70 persen badan kapal beserta instalansinya. Tinggal penyempurnaan di beberapa bagian yang memang masih butuh pengerjaan yang lebih lanjut.

Rencananya, kapal ini akan mereka selesaikan pada April 2014. Pasalnya, perlombaan akan resmi digelar pada 28 Juni 2014. Candra mengaku, membuat kapal tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi kapal yang dibuat adalah kapal dengan bahan bakar yang berasal dari sinar matahari serta membutuhkan proses yang cukup lama.

Dalam hal ini, mereka harus bisa mengubah sinar matahari menjadi energi listrik, yang nantinya akan dibuat untuk menggerakkan propeller pada kapal. Dengan menggunakan panel surya, cahaya akan diubah menjadi energi listrik dan akan disimpan dalam baterai. Dalam Dong Energy Chalenge 2014 kali ini, daya yang boleh disimpan dalam baterai tidak boleh lebih dari 1 kilowatt (Kw).

Kapal dengan panjang lima meter dan lebar 1,5 meter itu bisa dibilang hemat dan cukup efisien. Sebab, hanya dengan 1 Kw, kapal dengan tinggi 60 sentimeter tersebut mampu melaju dengan kecepatan 10 knot. Bahkan, efisiensi pemakaian energi baterai pun mampu mencapai 85 persen. "Ini bisa dibilang sebuah ecogreen technology," imbuhnya.

Selain itu, berdasarkan running test yang telah dilakukan, kapal yang mempunyai sarat air setinggi 25 centimeter ini sudah bisa berlayar dengan stabil. Bahkan manuvernya juga sudah semakin baik. "Kita juga mengutamakan aspek safety pada kapal," ujar mahasiswa angkatan 2010 itu. (ade)

Berita Terkait