ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
08 Oktober 2014, 15:10

ITS Luncurkan Prototipe Mesin Cetak Huruf Braille

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mesin cetak huruf Braille yang dirancang dan dikembangkan oleh Jurusan Teknik Elektro ITS ini merupakan salah satu kontribusi ITS dalam dunia riset dan teknologi (ristek), khususnya pada bidang manufaktur mesin cetak Braille dalam mendukung pendidikan inklusi.

Dalam pengembangan mesin ini, ITS bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Kerjasama ini berhasil menciptakan prototype mesin cetak huruf Braille yang handal dan kuat dengan komponen suku cadang lokal buatan Indonesia (hampir 85 persen). Kelebihan lain yaitu, harga terjangkau, mudah dioperasikan dan dirawat serta kompatibel dengan sistem operasi komputer modern menjadi daya tarik tersendiri mesin tersebut.

Salah satu tim pengembang mesin cetak braille ITS, Hendra Kusuma, menjelaskan fitur dari mesin cetak huruf braille ini sendiri terletak pada kemampuan mencetak karakter normal braille sebanyak 400 karakter per detik.  “Dengan kemampuan mencetak maksimum mencapai 42 karakter per baris. Tak hanya itu, mesin cetak ini pun bisa mencetak langsung pada dua sisi kertas atau double sided,” paparnya.

Hendra mengungkapkan juga bahwa awalnya ITS menerima beberapa printer huruf braille yang rusak di 46 lokasi di lima pulau besar di Indonesia. “Dari printer-printer braille yang rusak tersebut kami dapat pengetahuan pembuatan prototype mesin cetak braille ini,” jelasnya. Selain Hendra, ada tiga lagi peneliti utama yang terlibat, yaitu Ir Tasripan MT, Dr Tri Arief Sardjono MT, dan Rudy Dikairono ST MSc.

Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA pun menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan ITS dalam pengembangan mesin tersebut. Pasalnya, kegunaan mesin tersebut sangat membantu pembelajaran penyandang tuna netra. “Terlebih, hal ini membuat ITS bisa turut membantu pembelajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Indonesia,” ungkapnya. (SK2)

Berita Terkait