Sabtu (6/11) pagi, Assabiqun, kajian keislaman Planologi, bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia mengadakan Bakti Sosial di Keputih, yang keseluruhan berupa pengobatan dan jasa dokter gratis. Kegiatan ini adalah salah satu agenda kegiatan Assabiqun di bulan Ramadhan. Kegiatan dilakukan dengan pembagian kupon kepada seratus orang. Dokter pemeriksa kali ini adalah mahasiswa kedokteran Unair.
Kegiatan berlangsung mulai jam 08.00 WIB. Warga sangat antusias dengan acara ini. Terbukti dengan cepatnya masyarakat hadir. Acara yang awalnya dijadwalkan mulai jam sembilan, dipercepat jadi jam delapan. Ratim, ketua RT 05 RW 08 Keputih mengatakan, "Warga sudah hadir sebelum jam sembilan, sehingga acara bisa selesai lebih awal."
Pembagian kupon dilakukan pada Jumat malam (5/10). "Yang membagikan Kupon juga saya," tambah Ratim. Kupon yang dibagikan awalnya hanya 70 lembar. Sejumlah 30 kupon untuk wilayah Ratim, RT 05. Sisanya, 40 kupon untuk RT disekitarnya. Namun, pagi saat hari-H, ada tambahan tiga puluh kupon lagi. Sehingga total warga yang berobat seratus orang.
Kegiatan ini diawali dengan survei lokasi, sehingga bisa diketahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. "Kegiatan ini langsung menuju pada kebutuhan masyarakat," ujar Iqbal, panitia dalam acara ini. Rencananya bakti sosial ini bukan hanya pengobatan gratis, juga ada pembagian pakaian dan sembako. Namun rencana tersebut tidak terealisasi. "Dana adalah masalah utama," tambah pria yang juga mentor Assabiqun ini. Saat panitia melobi ke Bulan Sabit Merah, mereka mau untuk jasa dokter gratis. Syaratnya, obat harus terbeli, dengan estimasi Rp.7000 untuk tiap individu yang berobat. Dana ini didapat dari sumbangan mahasiswa Planologi.
Warga yang berobat mayoritas berumur 50 tahun ke atas, "Yang susah diperiksa adalah penyakit tua, tidak tahu penyakitnya namun terasa capek terus," tambah Ratim melihat pengobatan gratis ini.
Warga, ketua RT, dan dokter berkesan acara ini baik. "Kami sangat bangga dengan kegiatan ini, sebenarnya masyarakat sudah menunggu hal-hal yang seperti ini, terutama bantuan dari mahasiswa," tambah Ketua RT 05.
Menariknya, ada personel dokter yang masih bersaudara dengan Presiden BEM ITS. Adalah Didin, mahasiswa kedokteran Unair angkatan 1998. Walaupun sejak jam delapan pagi melayani warga, pada akhir acara dia masih terlihat bersemangat, "Capek untuk kami sudah biasa. Saya kakaknya Presiden BEM ITS, Rendra," tambahnya. (m6/tov)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya