ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
15 Februari 2016, 15:02

Ekosistem Anak Muda Lekat Kreativitas Digital

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Diprediksi untuk program The NextDev 2016 yang kick off-nya dilaksanakan April 2016, jumlah aplikasi yang terjaring lebih banyak lagi. Hal ini disampaikan General Manager Corporate Social Responsibility (CSR), Tubagus Husniyullah, Senin (15/2/2016), di sela acara ”The NextDev Pulang Kampung” di Gedung Pascasarjana ITS Surabaya.

Tubagus menjelaskan jumlah peserta dari Jawa Timur pada program 2015 cukup banyak. Bahkan dari 3 pemenang The NextDev 2015, 1 diantaranya dari Surabaya lewat aplikasi ”Jejakku”. ”Saat ini kami sedang melakukan sosialisasi di Jawa Timur di dua kota yakni Surabaya dan Malang. Dua kota ini dinilai memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan kreativitas digital dari anak-anak muda. Kami yakin dengan sosialisasi ini, jumlah aplikasi yang terjaring di The NextDev 2016 semakin banyak dari tahun sebelumnya,”ujarnya.

The NextDev, papar Tubagus, benar-benar menyentuh aktivitas anak muda dengan usia maksimal 30 tahun, untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) semaksimal mungkin. Ini sejalan dengan bisnis utama Telkomsel yang bergerak di bidang TIK.

Diakui Tubagus, penetrasi program The NextDev 2015 memang belum banyak. Untuk itulah dalam sosialisasi yang dilakukan hingga Maret 2016, masuk ke kampus sehingga semakin banyak anak muda yang terinspirasi dengan karya pemenang. Telkomsel mencoba merangsang agar para mahasiswa dan anak-anak muda pada umumnya untuk tidak menjadi pelanggan yang konsumtif tapi lebih ke pelanggan yang produktif.

Telkomsel, Tubagus menekankan, dengan program CSR The NextDev ini memediasi karya-karya kreatif digital anak muda tidak dalam konteks komersial tapi sosial. Telkomsel juga membuka akses pasar terhadap karya-karya mereka atau mereka bisa menjual karya-karyanya secara langsung pada pihak-pihak yang berminat.

Terpenting dalam program The NextDev yakni Telkomsel mampu menggerakan anak-anak muda bukan sekadar menjadi pelanggan konsumtif tapi juga pelanggan produktif di industri digital. ”Jika mereka menjadi pelanggan yang produktif, hasil karyanya bisa berguna bagi pelanggan muda lainnya yang notabene mencapai 25 persen dari total pelanggan Telkomsel. Sedangkan dari total pelanggan Telkomsel, pengguna data mencapai 40 persen. Dari 40 persen tersebut lebih dari 50 persennya adalah pelanggan muda. Dengan semakin banyak aplikasi yang dihasilkan anak muda, kami optimis pengguna data dari pelanggan anak muda bisa mencapai 80 persen,”ungkapnya.

Saat ini, kata Tubagus, Telkomsel terus menyempurnakan design concept The NextDev termasuk proses pentahapan penjaringan aplikasi karya anak-anak muda. Kalau di tahun 2015, seluruhnya dilaksanakan tersentralisasi di Jakarta, pada tahun ini akan dilakukan desentralisasi melalui Area. Seperti Area III yang membawahi wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB. "Jadi masing-masing Area nantinya akan ikut menjaring dan menyeleksi aplikasi yang masuk,"kata Tubagus.

Sementara General Manager Sales Region Jawa Timur Agustiyono, menjelaskan program The NextDev juga bagian strategi dalam memperkuat ekosistem digital agar terus tumbuh. Ini inline dengan visi Telkomsel bahwa anak-anak muda harus ditumbuhkan kreativitasnya. Dan ini perlu dihadirkan konten-konten yang sesuai dengan segmennya, yang dihasilkan dari kreativitas anak muda sendiri.

”Komitmen Telkomsel adalah generasi muda harus mampu membawa bangsa ini menjadi lebih baik, dari bidang ekonomi maupung politik. Telkomsel sebagai penyedia media digital, mengarahkan generasi muda di industri kreatif digital,”tukas Agus.

Agus menambahkan segmen youth Telkomsel relatif terus membesar termasuk di Jawa Timur. Indikasinya terlihat dari pengguna broadband tumbuh di kisaran 40 hingga 50 persen.

”Telkomsel incharge di dalam industri kreatif digital anak muda dengan ikut menjual produk mereka baik melalui seminar maupun akses pasar yang dimiliki Telkom Group,”ujarnya.

Ahimsa Denhas Afriza dari "Jejakku" mengatakan aplikasi yang dibuat sejak tahun 2015 sudah diunduh lebih dari 10 ribu download dengan pengguna aktif sebanyak 3000. Per minggu pasti ada trip-trip baru bagi penggunanya.

”Jejakku” mengkampanyekan positive traveller dengan melibatkan volunter. Bagi volunter yang mampu menghasilkan trip dengan kontribusi sosial akan mendapatkan poin. Dan poin dalam jumlah tertentu bisa ditukar dengan voucher maupun trip gratis.

”Jadi ”Jejakku” ini merupakan travel marketplace yang melibatkan trip organizer dan traveller. Bagi yang bisa memberikan kontribusi sosial, kami akan memberikan poin,"ungkap Ahimsa.

Ahimsa mengatakan selama mengikuti The NextDev 2015 banyak hal baru yang itu tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, aplikasi yang dibuat bersama rekannya, ternyata masih banyak kekurangannya untuk bisa masuk ke industri.

”aat mentoring, kami sadar bahwa ini bukan mainan tapi harus serius. Mentor juga memberikan masukan bahwa untuk startup yang bisa diterima pasar harus punya ukuran kinerjanya, bagaimana mengatur keuangan dan sebagainya. Dan Telkomsel juga menawarkan apa yang kami butuhkan,”pungkas Ahimsa diamini Latif. (noer soetantini)

Teks foto :

Dari kiri-kanan : Ahimsa Denhas Afrizal dan Luthfi Ali dari ”Jejakku” menjelaskan konsep aplikasi pada Agustiyono dan Tubagus Husniyullah di sela acara The NextDev Pulang Kampung di Gedung Pascasarjana ITS Surabaya.

 

Sumber : http://beritasurabaya.net/index_sub.php?category=25&id=15669

Berita Terkait