ITS News

Rabu, 02 Oktober 2024
15 Maret 2005, 12:03

SBY: ITS dan Unair harus bisa 100 besar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah teleconference yang diadakan pada peringatan Dies Natalis ke-44 ITS dan Unair ke-50 mengungkapkan berbagai harapannya. Diantaranya adalah agar ITS dan UNAIR mampu masuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik di Asia.

"Semua itu berawal dari mimpi, namun jika diiringi dengan semangat yang kuat mimpi itu insya Allah pasti terwujud," ujarnya bersahaja. Presiden kelahiran Pacitan, 9 September 1949 ini kemudian menantang ITS dan Unair untuk tak hanya 100 terbaik di Asia, tapi masuk dalam 500 terbaik di dunia.

Lebih lanjut, SBY menyampaikan bahwa hari bersejarah peringatan dies natalis ITS dan Unair ini agar dijadikan momen perubahan diri kedua perguruan tinggi untuk lebih memberikan kontribusinya kepada bangsa dan negara, terutama dibidang human capital dan intellegent capital. Menjadi agent of change menuju pusat unggulan atau center of excellent.

"Saat keadaan Indonesia terpuruk pada kurun waktu 1997-1998, hal itu disebabkan lebih dipentingkannya financial capital daripada human capitalnya," ungkap SBY. Sehingga menurutnya, dengan mengubah pengembangan ke arah human capital diharapkan agar kreativitas dan daya saing masyarakat Indonesia menjadi lebih tinggi.

Secara khusus, Presiden RI juga berharap agar ITS sebagai perguruan tinggi berbasis teknologi mau menyumbangkan ide keratifnya pada pemerintah. Penggunaan ICT (information and communication technology) di segala aspek pemerintahan sangat membantu kerja aparat menjadi lebih efisien, produktif dan mempercepat pelayanan publik. "Dengan IT, diharapkan pelayanan kepada masyarakat juga akan menjadi quicker, better dan terpenting cheaper," ujar suami Kristiani Herrawati ini.

Menanggapi permintaan istimewa ini, Rektor ITS, Prof Dr Ir Muhammad Nuh, DEA pun menyanggupi dan mengatakan akan berusaha sebaik-baiknya.

Ditambahkan oleh rektor Unair, Prof Dr Med Puruhito, dr bahwa upaya menciptakan perguruan tinggi yang berdaya saing tinggi harus mendapat perhatian dan bantuan pemerintah. "Terutama masalah anggaran bagi pendidikan yang 20 persen itu," ujar Puruhito. (ftr/tov)

Berita Terkait