ITS News

Minggu, 28 Juli 2024
27 Maret 2013, 06:03

Siapkah ITS Menghadapi AEC?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak dapat dipungkiri, Indonesia merupakan pasar besar untuk barang, jasa, modal, atau pekerja bagi negara lain. Yang jadi pertanyaan, sudahkan mahasiswaIndonesia, khususnya mahasiswa ITS mempersiapkan diri untuk menghadapi AEC?Tidak sedikit mahasiswa yang belum tahu apa saja yang perlu dipersiapkan secara serius untuk menghadapinya. Dan keseriusan itu, perlu dilakukan mulai sekarang juga, bukan nanti, besok, atau lain kali.

Di era globalisasi ini, komunikasi antar negara tidak dapat dihindari. Sehingga tuntutan untuk dapat berbahasa asing merupakan salah satu aspek yang perlu dikuasai mahasiswa ITS. Ironisnya, masih banyak mahasiswa yang masih acuh tak acuh dengan kemamapuan bahasa asingnya. Kebanyakan mahasiswa ITS masih kesulitan dalam berbahasa asing khususnya, bahasa Inggris. Data yang didapat menunjukan, hanya 30 persen alumni ITS yang memiliki nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) di atas 500.

Ternyata, dalam bahasa asing ini, kebanyakan bangsa kita masih kalah dibanding dengan negara ASEAN lainnya. Bahkan mereka tidak hanya mempelajari bahasa Inggris, namun bahasa nasional setiap negara anggota ASEAN juga dipelajari. ContohnyaThailand, mereka telah mempersiapkan tenaga kerjanya agar dapat berbahasa Indonesia. Dr. Maria Anityasari, ketua International Office ITS, menceritakan, ia pernah ditanyai oleh banyak perwakilan ASEAN dalam International Conference, apakah ada buku panduan belajar bahasa Indonesia.

Melihat kondisi ini, ITS tidak tinggal diam. Buktinya, beberapa jurusan di ITS juga berikhtiar untuk meningkatkan kualitas mahasiswanya. Diantaranya, kerja sama dalam faculty and student exchange, collaboration research, hingga joint research publication. Dan kerjasama dengan universitas luar negeri, seperti kerjasama Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) dan The Institute of Marine Engineering, Science Technology (IMAREST). Dari upaya itu diharapkan, alumni ITS mempunyai level lebih tinggi dengan adanya gelar tambahan MRINA.

Selain itu, dosen juga selalu dituntut untuk berperan aktif dalam memberikan dorongan kepada mahasiswanya untuk menguasai bahasa Inggris. Misalkan, mereka (dosen, red) dapat menggunakan bahasa Inggris dalam proses belajar dan mengajar. Kemampuan berbahasa Inggris yang baik akan meningkatkan mobilitas mahasiswa di dunia kerja.

Sementara itu, di tingkat insitut tak kalah gencarnya untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam berbagai aspek. Berbagai aspek ini digunakan untuk mempersiapkan mahasiswa bersaing di tingkat internasional.

Aspek pertama adalah  kurikulum, ibarat seseorang sedang berjualan, perlu tahu apa yang akan diperjualbelikan dengan spesifikasi-spesifikasinya. Hal ini berlaku pula dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Sebuah perguruan tinggi dituntut mampu menjabarkan capaian pembelajaran (Learning Outcomes) yang harus dikuasai para alumninya.

Oleh karena itu, sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, ITS mempersiapkan lulusannya dengan matang. Sehingga mereka bisa survive saat bersaing dengan lulusan luar negeri, khususnya dari ASEAN. Salah satu upaya dalam hal ini, ITS menggodok kurikulum yang berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang akan di-launching pada 2014 nanti. KKNI ini dibuat untuk melindungi tenaga kerja dalam negeri.

Dalam kurikulum mendatang, akan ada empat kemampuan yang harapannya dimiliki oleh lulusan ITS. Yaitu kemampuan utama (kemampuan dalam jurusan), kemampuan manajerial, sikap, dan tata nilai.

Kedua, aspek bimbingan karir. ITS telah mendirikan Student Advisory Centre (SAC). Unit ini menjadi ujung tombak ITS untuk mengembangkan karir alumninya, sehingga mereka (alumi, red) mendapat berbagai informasi terbaru mengenai kebutuhan dunia kerja. Tak hanya itu, lembaga ini juga mengevaluasi karir para alumni ITS di dunia kerja. Dengan demikian, kebutuhan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja dapat diselaraskan.

Berikutnya, aspek sarana prasana. Untuk yang satu ini ITS mulai menancapkan eksistensinya menuju world class university. ITS membangun berbagai bangunan prestige, contohnya science tower dan research center yang akan menghasilkan riset. Serta mengarahkan mahasiswa pada peningkatan pembelajaran dan kreativitas yang berbasis Lab Based Education (LBE).

Terakhir, aspek kemahasiswaan. Aspek ini berguna untuk menyiapkan softskill maupun hardskill mahasiswa. ITS mempunya berbagai wadah. Siapa ayang tidak tahu Sapu Angin, Robotika, Chem E-Car, Program Kreativitas mahasiswa (PKM), maupun Program Mahasiwa Wirausaha (PMW)? Wadah tersebut digunakan untuk meningkatkan softskill mahasiswa, karena dengan minimnya softskill yang dimiliki menyebabkan lulusan tidak kompeten ketika diadu dalam dunia kerja.

Dengan berbagai usaha yang telah dilakukan oleh segenap sivitas akademika ITS diharapkan dapat terwujud suatu penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja. Sehingga outcome dari ITS dapat bersaing dengan mahasiswa lain baik dalam negeri maupun luar negeri khususnya menghadapi AEC.

Tim Redaksi ITS Online

Berita Terkait