Kemajuan teknologi mendorong tersedianya eksplorasi material bangunan yang bisa menyokong desain para arsitek. Salah satunya pengembangan material gypsum yang berfungsi sebagai pengurangan kebisingan dalam ruangan, hingga sebagai penahan api. Eksplorasi material baru untuk bangunan ini dibahas dalam kuliah tamu bersama PT Knauf Gypsum Indonesia di Ruang Djelantik Departemen Arsitektur ITS, Selasa(21/11)
Elisabeth Tambunan ST, salah satu pembicara mengungkapkan i jaman modern seperti sekarang, material untuk mengurangi kebisingan tidak hanya diperlukan di teater, studio, maupun bioskop saja. “Material ini juga diaplikasikan pada high rise maupun low rise building”, ungkapnya.
Dengan berat 5,5 – 10,5 kilogram/m2 , gypsum termasuk material bangunan yang ringan namun tetap kuat. Dengan inovasi terbaru, kini material gypsum yang dipadukan dengan bahan insulasi (untuk mengurangi laju perpindahan panas) dapat menurunkan tingkat kebisingan sampai 55 dB.
Elisabeth juga menjelaskan seputar fungsi lain gypsum, yaitu sebagai fire shield atau penahan api ketika terjadi kebakaran. Gypsum fire shield sendiri dapat dipasang pada area yang rawan terjadi kebakaran, seperti dapur. Selain itu, sebagai elemen penahan api, gypsum jenis ini bisa diaplikasikan pada jalur-jalur evakuasi.
Beliau juga mengungkapkan bahwa stabilitas struktur, integritas, dan insulasi merupakan tiga hal penting yang harus diperhatikan seorang arsitek ketika merancang area yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
“Dengan menggunakan dua lapis gypsum fire shield, tingkat ketahanan apinya bisa mencapai 2 jam, bahkan 3 jam.”, sambung Elizabeth. Dengan waktu dua hingga tiga jam tersebut, diharapkan penghuni bangunan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi sehingga dapat meminimalisir korban jiwa.
Di samping sebagai fire shield dan noise reduction, material gypsum juga telah dikembangkan sehingga menghasilkan produk yang bersifat moisture shield yang difokuskan untuk ruangan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi dan dense shield yang lebih baik dalam menahan benturan dibanding papan gypsum standar.
Perempuan yang juga bergelar A29 semasa menjadi mahasiswi tersebut menambahkan, “Kini, arsitek bisa lebih leluasa dalam mendesain, karena sudah banyak material yang sifatnya fleksibel dan berteknologi canggih”. Pasalnya, gypsum merupakan salah satu material yang lentur dan dapat menunjang desain ‘nyeleneh’ para arsitek. (AP05/gol)
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan