ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

ALUMNI JEMBATAN KE DUNIA INDUSTRI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Malam penutupan Dies Natalis ITS ke-44 diadakan secara meriah. Berbagai hiburan ditampilkan. Tidak hanya hiburan, sebuah talk show pun digelar di sela-sela acara.

Hadir sebagai narasumber Ir Kristiono, Ir Mochtar, dan Prof Dr Ir Muhammad Nuh, DEA. Talk show yang berlangsung selama 30 menit tersebut dipandu Miing Bagito. Dalam talk show tersebut banyak ditanyakan oleh Miing tentang ITS untuk ke depannya. berhubungan dengan visi ITS, kemanakah perguruan tinggi ini akan dibawa. "Langkah pertama adalah perbaikan manajemen," terang Nuh.

Nuh menambahkan, PT BHMN yang akan dilakukan ITS diharapkan tidak menjadi penghalang mahasiswa yang kurang mampu untuk terus bisa kuliah. Juga tentang isu-isu akan mahalnya biaya pendidikan di ITS bila PT BHMN jadi dilakukan. Rektor menjelaskan, hal itu tergantung dari transparansi dan perbaikan manajemen.

Ditanyakan juga oleh Miing, tentang calon mahasiswa yang lulus tes, tapi terbentur biaya kuliah. Mengenai hal itu, rektor menjelaskan, akan dicarikan beasiswa untuk mahasiswa tersebut. "Tidak boleh ada mahasiswa ITS yang tidak melanjutkan kuliah gara-gara tidak bisa membayar SPP," jelas Nuh yang langsung disambut aplaus dari seluruh undangan yang hadir pada malam itu.

Acara yang digelar di Graha 10 Nopember ITS banyak dihadiri oleh alumni, karena memang acara itu dimaksudkan untuk reuni alumni. Bertindak sebagai ketua Ikatan Alumni ITS (IKA) Ir Kristiono menjelaskan tentang partisipasi dan kontribusi terhadap almamater. Dirut PT Telkom Indonesia itu menjelaskan, sebenarnya alumni sebagai jembatan antara perguruan tinggi dan dunia industri. "ITS harus menjalin kerja sama dengan dunia industri, dan alumni akan membantu," ujar Kristiono.

Mengenai perbaikan kualitas pendidikan, Ir Mochtar menjelaskan, banyak pendidikan yang ada di masyarakat dan pendidikan formal jauh lebih penting. Salah satu pendidikan penting tersebut adalah kuliah di perguruan tinggi. "Bisakah Indonesia menjadi negara terkaya di dunia pada tahun 2020?" kata wakil ketua penyantun dana ITS itu. Pernyataannya itu berkaitan dengan visi yang perlu disuntikkan ke mahasiswa.

Mochtar juga menambahkan, ketika disuruh memilih beberapa bawahan yang berasal dari ITS dan ITB, beliau memilih 1 dari ITS dan 2 dari ITB. "Karena, kemampuan satu mahasiswa ITS sama dengan kemampuan dua mahasiswa ITB dalam berbagai hal," ujar Mochtar yang disambut aplaus dari seluruh undangan.

Talk show tersebut menyita perhatian para undangan. Berbagai joke-joke segar menyelingi acara tersebut. Apalagi ditambah gaya Miing yang menarik membuat talk show tersebut terlalu berharga untuk tidak diperhatikan.

Talk show diakhiri dengan pemberian pin oleh rektor ITS kepada Ir Mochtar dan Ir Kristiono. Disamping itu, Ir Kristiono selaku ketua IKA ITS memberikan direktori yang berisi daftar puluhan ribu alumni ITS kepada rektor.(m4/sep)

Berita Terkait