ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Pemimpin Reaktif atau Kreatif versi Rhenald Kasali

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setelah melalui perjalanan panjang dalam Roadmap to Succeed IKA ITS, di beberapa kota di Indonesia akhirnya sampai juga di Surabaya. seperti halnya dikota-kota lain, di Surabaya pun IKA ITS mengundang pakar manajemen Rhenald Kasali PhD selaku pembicara utama. Pada kesempatan ini, alumnus Fakultas Ekonomi UI ini menyampaikan paparan di sesi pertama.

"Seharusnya, saya dapat kesempatan terakhir. Tapi karena jam 3 sore ini saya harus kembali ke Jakarta, maka saya minta tukar," kata Rhenald mengawali. dalam penjelasannya kali ini Rhenald menyampaikan satu hal penting yang berkaitan dengan kepemimpinan. Dikatakannya, tipe pemimpin di Indonesia dapat dikategorikan menjadi dua. Yaitu pemimpin reaktif dan pemimpin kreatif.

Seorang pemimpin reaktif, jelas Rhenald, cenderung menolak perubahan dan mudah tersinggung. "selain itu, tipe pemimpin seperti ini juga gampang curiga, iri, dengki dan berwawasan sempit," tambah mantan juri pemilihan Putri Indonesia 2004. Pemimpin reaktif juga lebih terbatas dalam bergerak dan berkreasi.

Sangat berbeda dengan pemimpin kreatif. Pemimpin dengan tipe semacam ini lebih bebas dalam bergerak. "Tidak ada yang bisa membatasinya dalam berkreasi. Dalam pikirannya akan selalu muncul ide-ide kreatif," ujar Rhenald bersemangat. Seorang pemimpin kreatif tidak takut terhadap perubahan, dapat bekerja saat bersenang-senang dan bisa bersenang-senang ketika bekerja.

Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang membuat seorang pemimpin tidak dapat melihat adanya perubahan. Hal itu antara lain disebabkan oleh peta bisnis yang tidak sempurna dan adanya perangkap sejarah dan tradisi masa lalu. Ada kalanya, untuk mendapatkan sesuatu yang baru seseorang harus kuat menghancurkan nilai-nilai lama yang tidak sesuai.

Sehubungan dengan hal tersebut Rhenald mencotohkan sebuah pengalamannya. "Pernah saya bertemu seorang manager perusahaan yang datang terburu-buru menghadiri acara saya. Ketika saya tanya, ternyata manager tersebut datang dari Jakarta ke Surabaya dengan kereta api. Ketika saya tanya lagi, kenapa kok tidak naik pesawat saja? toh harganya tidak berbeda jauh. Manager tersebut menjawab, tradisi di kantornya melarang semua pegawai melakukan perjalanan dengan pesawat selama itu masih di dalam pulau Jawa," tutur Rhenald.

Mantan wartawan kompas ini pun menegaskan adanya tiga tahap dalam melakukan perubahan. Yaitu, kemampuan untuk melihat adanya perubahan, kemampuan untuk mengajak orang percaya terhadap perubahan tersebut dan selanjutnya adalah kemampuan untuk mengajak orang bergerak menuju perubahan. Namun di sisi lain, komisaris independen PT Dirgantara Indonesia ini mengingatkan, setiap yang membawa perubahan pasti akan mati.

Rhenald mencotohkan beberapa tokoh besar dunia yang telah berjasa membawa perubahan bagi umat. "Sebut saja Abraham Lincoln, Marthin Luther King, Lee Kuan Yew, Mahatma Gandhi, Ali bin Abi Thalib, Munir (Kontras, red) dan tokoh-tokoh besar lainnya. Begitu besar perubahan yang mereka berikan bagi orang lain. Meskipun pada akhirnya mereka semua mati dibunuh, tapi pergerakan yeng mereka lakukan membawa hasil yang besar," tandas Rhenald disusul aplaus dari peserta.(sep/li)

Berita Terkait