ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
02 Desember 2017, 16:12

Ciptakan KFC, Solusi Alternatif Energi Terbarukan

Oleh : gol | | Source : -

Meningkatnya kebutuhan energi bagi manusia mendorong terwujudnya berbagai alternatif energi terbarukan. Salah satunya adalah pemanfaatan energi kinetik yang selama ini belum maksimal di area Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Surabaya Group. Hal ini mendasari alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya beserta beberapa mahasiswa ITS membuat inovasi alat pembangkit listrik Kinetic Flywheel Convertion (KFC), Sabtu (2/12).

Tim yang diketuai oleh Wahyu Nugroho ST itu diberi nama Project Colaboration (PC) Prove Roda Gila. Total delapan anggota tim yang memiliki latar belakang keilmuan berbeda-beda yaitu Teuku Kiki Jovan PM, Danafia P, Yerrie Feizal, Wahyu Prayogo, Nur Ismail, Rio E Prabowo, Ilham Kuncoro A, dan Alan Budi Pratama P.

Wahyu Nugroho mengungkapkan bahwa nantinya mobil tangki akan berjalan melewati KFC dengan kecepatan maksimal sepuluh kilometer per jam. “Ketika roda mobil tangki menekan landasan permukaan maka akan menggerakan askruk (piringan, red). Sehingga terjadi gerakan memutar pada poros yang terhubung dengan roda gila dan katrol besar melalui V-belt untuk memutar katrol kecil yang terhubung dengan alternator,” jelasnya.

Seperti yang diketahui,  Roda Gila merupakan perangkat mekanik berputar yang digunakan untuk menyimpan energi rotasi. Sedangkan alternator merupakan peralatan elektromekanis yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik.

“Alternator tersebut akan menghasilkan listrik searah (DC) untuk disimpan di baterai, setelah tersimpan maka energi harus diubah menjadi arus bolak balik (AC) agar dapat digunakan untuk keperluan operasional di area TBBM Surabaya Group,” tambah Alumni Teknik Mesin ITS itu bersemangat.

“Terdapat 205 mobil tangki pertamina yang melewati alat ini setiap harinya dengan kapasitas yang berbeda-beda,” sahut Dananfia P, salah satu anggota.

Wahyu mengatakan fakta bahwa saat ini nilai Pengeluaran listrik  di TBBM Surabya Group cukup besar yakni mencapai Rp 330 juta per bulan. Sementara itu penerapan energi terbarukan menggunakan sel surya sangat terbatas dan energi yang dihasilkan juga kecil. Dengan adanya KFC, biaya listrik di area TBBM Group Surabaya akan lebih hemat.

Dalam penerapannya, KFC tak hanya akan diterapkan di TBBM Surabaya Group. “Alat KFC ini berencana akan diterapkan di tempat lain yang potensial seperti gerbang tol dan gerbang pelabuhan,” harap salah satu anggota tim, Nur Ismail, Alumni Teknik Elektro ITS. (id/dza)

Berita Terkait