ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
27 November 2017, 06:11

Jeli, Kunci Kemenangan Tim Ini

Oleh : gol | | Source : -

Kampus ITS Surabaya, ITS News – Kabar membanggakan datang dari Departemen Teknik Material Metalurgi ITS, yang berhasil menyabet juara satu dalam Casting Competition, Sabtu (26/11). Metal Casting yang digelar oleh Politeknik Manufaktur Bandung (Polman) tersebut bekerjasama dengan Perhimpunan Mahasiswa Metalurgi Material Indonesa (PM3I).

Zaid Sulaiman, Galih Santoso Putradewa dan David Septian Sinaga adalah tim pembawa kemenangan ini. Casting Competition merupakan lomba pengecoran logam menggunakan cetakan yang terbuat dari pasir. Sebelum lomba membuat cetakan ini dimulai, peserta diberikan video tutorial oleh pihak penyelenggara. Adanya video ini tentu sebagai acuan dalam proses pembuatan.

Secara umum, tak ada yang berbeda dari video ini dengan video tutorial kebanyakan. Namun jika diperhatikan lebih jeli, ada langkah dalam video tutorial cetakan yang tidak dijelaskan dimateri perkuliahan. Cetakan ini disebut parting gate. Benda tersebut merupakan dua buah cetakan yang ditumpuk atas dan bawah dengan pattern sebagai bentuk isi cetakannya. Cetakan bagian atas dinamakan cop, dan bawah bernama drag.

Pertama-tama, cetakan dibuat dari pasir greensand yang dibingkai kayu (fluks). Kemudian diisi dengan pattern yang terbuat dari dari kayu dan pipa paralon kecil untuk menuang logam aluminium (sprue). Pasir tersebut dipadatkan dengan cara ditumbuk hingga rata. Kemudian pattern diambil, sehingga terbentuk lubang di dalam cetakan.

“Kalau drag sudah jadi, dibuat lubang kecil di 2 sudut cetakan pasir. Kemudian ditaburi tepung,” jelas Zaid Sulaiman. Usai membuat drag, lalu dibuat cop dengan metode yang sama. Kemudian kedua cetakan dibuka untuk diambil pattern-nya. Setelah itu, cetakan cop dan drag dipasang, kemudian diisi alumunium cair melalui pipa kecil yang telah dipasang sebelumnya.

Hasil Cetakan Aluminium oleh Tim ITS

“Jadi, di video tutorialnya ada proses melubangi kecil tanah yang sudah dipadatkan di dua sudutnya supaya cetakan tidak mudah bergeser,” ujar mahasiswa angkatan 2015 tersebut. Namun kompetitor lain tidak melakukan hal tersebut, sehingga cetakan mereka bergeser. Hal senada juga dikatakan panitia usai proses membuat cetakan.

Teknik membuat lubang kecil pada pasir padat di dua sudut ini tidak dijelaskan di materi kuliah, tetapi ada di video tutorial dari penyelenggara. “Dan sepertinya hanya tim kami yang melaksanakannya. Menurut saya ini sepele, tapi ternyata sangat mempengaruhi hasil cetakannya,” ungkap Zaid.

Desain tersebut berpengaruh terhadap efisiensi, yang merupakan salah satu penilaian lomba. Aspek penilaian tersebut antara lain kebersihan cetakan, kerapihan, casting performance, hasil produk dan analisa, serta casting yield.

Zaid dan timnya tak menyangka akan menang. “Sejujurnya saya pesimis,” tutur Zaid. Ini karena saat diumumkan, juara tiga adalah Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) sebagai juara dua. “Saya kira juara satu ITB juga, karena mereka mengirim 2 tim. Eh, ternyata juara satu ITS,” ungkap pemuda Banten tersebut.

Selain berharap mendapat kesempatan mengikuti lomba desain lagi, Zaid juga berharap agar departemennya suatu saat bisa belajar terkait pengecoran di Palman. “Karena mereka pengecoran ada jurusan sendiri dan usianya sudah 30 tahun,” pungkasnya.

Casting Competition ini diikuti oleh seluruh anggota himpunan PM3I meliputi beberapa universitas yakni ITS, UI, ITB, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), dan Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB). (mbi/dza)

Berita Terkait