ITS News

Minggu, 01 September 2024
25 Februari 2018, 20:02

Petakan Daerah Rawan Banjir, ITS Juara di Malaysia

Oleh : gol | | Source : -

Dari kiri Dewi Pratiwi, Rahma Shintia, Desi Setiawan, Ikacipta Mega Ayu

Mengangkat permasalahan mengenai pemetaan daerah rawan banjir dan longsor, empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sukses menaklukkan emas dalam ajang Regional Conference on Student Activism (RECONSA) di Universitas Teknologi Petronas, Malaysia. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari hingga Minggu (11/2).

Kemenangan ini berasal dari empat mahasiswa asal Departemen Statistika yaitu Dedi Setiawan, Dewi Pratiwi, Rahma Shintia serta Ikacipta Mega Ayu. Tim ini berhasil menjadi juara berkat papernya yang berjudul Rainfall Analysis to Map Potential Flood and Landslide Areas in Indonesia Using Fuzzy C-Means Cluster and Singular Value Decompotition (SVD).

Dengan memprediksi kapan terjadinya hujan serta titik puncaknya, letak daerah yang rawan bencana diharapkan dapat dipetakan dengan lebih dini dan lebih spesifik. “Dalam penelitian ini, kami berusaha mengaplikasikan ilmu statistika dalam memetakan potensi terjadinya bencana banjir dan longsor di Indonesia berdasarkan tingginya curah hujan,” tutur Dedi selaku ketua tim.

Dalam melakukan pemetaan mereka menggunakan dua metode yaitu, Fuzzy C-Means dan Singular Value Decompotition (SVD). “Fuzzy C-Means digunakan untuk mengelompokan daerah, sedangkan SVD untuk mengetahui pola curah hujanya,” terangnya bersemangat.

Berdasarkan hasil penelitiannya Dedi mengatakan dari segi waktu, curah hujan tertinggi berlangsung pada November hingga April. Sedangkan dari segi lokasi, analisis SVD menghasilkan empat pola curah hujan dominan dimana Papua dinyatakan sebagai yang tertinggi dan wilayah di sekitar Samudera Hindia dinyatakan sebagai yang terekstrim.

Dedi menduga, keberhasilan ini dapat mereka tuai karena kesesuaian isu yang mereka angkat. “Saat ini masyarakat dunia tengah dihebohkan dengan isu perubahan iklim dan perubahan cuaca yang tak menentu. Apa yang kami bahas dalam penelitian ini nampaknya selaras untuk menjawab permasalahan tersebut,” pungkasnya. (hen/qi)

Berita Terkait