ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
02 Mei 2018, 14:05

Dukung Visi Maritim, Potensi Perikanan Perlu Dioptimalkan

Oleh : itsmis | | Source : -

Dari kiri Dr. Ir. Mulyono MT MM, Dr Tubagus Haeru Rahayu, Prof Ir R Syarief Widjaja PhD FRINA, Ir Turitan Indaryo, Ir Triwilaswandio Wuruk Pribadi.

Kampus ITS, ITS News – Sektor perikanan memiliki peran besar untuk mewujudkan visi maritim Indonesia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut, Indonesia perlu memaksimalkan kekayaan sektor perikanan dan sumber daya hayati lainnya. Hal inilah yang dituturkan oleh Direktur Jendral Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Prof Ir Raden Sjarief Widjaja Ph D F RINA di Gedung Pascasarjana ITS pada Kamis (12/04) saat dialog interaktif.

Menurut Sjarief, sapaanya, poros maritim adalah proses dari dalam keluar. Artinya jika ingin menjadi poros maritim maka Indonesia harus terlebih dahulu memaksimalkan kemaritiman dalam negara sendiri lalu negara luar. Sambungnya, menurut dosen Departemen Teknik Perkapalan ITS ini, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh negara Indoneisa terlebih dahulu, terutama potensi perikanan dan budaya bahari, serta memperjelas teritori dan batas maritim negara.

Menurut pandangan Sjarief, seharusnya di masa mendatang nelayan Indonesia harus mampu menguasai teknologi untuk mempermudah mencari ikan. “Misalnya mengetahui posisi ikan dengan menggunakan GPS (global positioning system) “ terangnya.

Sejalan kekayaan Indonesia di bidang perikanan, tak ayal kondisi nelayan Indonesia kini menjadi sorotan. Pasalnya nelayan dianggap sebagai profesi yang kuno dan tinggal di permukiman kumuh. Oleh karena itu perspektif tentang pemukiman nelayan pun harus diubah. Mengubah cara pandang, bahwa laut Indonesia adalah sumber masa depan, dan profesi nelayan tidak dipandang sebelah mata. ”Kita harus mulai bisnis perikanan yang modern dengan nelayan yang modern juga” ujarnya.

Bisnis perikanan pun harus terintegrasi di seluruh wilayah nusantara sehingga pilar keberlanjutan terkait perikanan tangkap dapat terlaksana. Saat ini KKP sedang membuat 20 titik SKP (Sistem Kelayakan Pengelola) di berbagai daerah untuk mengelola hasil perikanan nusantara. Ke depannya, terang Sjarief, demi memaksimalkan potensi perikanan Indonesia, akan diusahakan pemindahan nelayan dari Jawa ke Merauke agar daerah tangkapan lebih luas sebanyak 78 hektar.

Selain perikanan, Indonesia juga perlu meningkatkan kembali budaya bahari dengan menjaga kebersihan lingkungan perairan, misalnya perihal sampah. Indonesia termasuk pada peringkat kedua dengan jumlah penyumbang sampah plastik laut terbesar di dunia. Tentunya keberadaan sampah ini berpengaruh pada budaya bahari. “Laut kita butuh regenerasi dan dilestarikan, meningkatkan budaya bahari bisa diawali dengan menuntaskan permasalahan sampah di laut terlebih dahulu” pungkasnya (hen/jel)

 

foto bersama panita dan dosen usai dialog interaktif.

Berita Terkait