ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Pengaruh Ekonomi terhadap Transportasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sistem transportasi selalu berhubungan dengan sistem tata ruang. Hal ini berlaku pula di Indonesia, dimana sistem transportasi nasional yang ada tidak akan dapat dipisahkan dari sistem tata kota nasional. Berkenaan dengan hal itu, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS menggandeng jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Wilayah Kota dalam kerjasama dengan Departemen Perhubungan. Kerjasama kali ini lebih menekankan pada bidang Tataran Transportasi Nasional (Tatranas) yang merupakan bagian dari Sistem Transportasi Nasional (Sistranas).

Dalam kerjasam ini, lanjut Firmanto, tidak hanya di bidang kelautan saja. Melainkan juga transportasi darat dan udara. Untuk itu, kerjasama ini juga mengajak Fakultas Ekonomi UNAIR untuk bergabung. "Kita juga ajak UNAIR untuk membantu menganalisis masalah ekonominya. Selain itu, jurusan Teknik Sipil UNIBRAW dan Perencanaan Wilayah Kota (PWK) ITS juga kita ajak serta. Karena sebagaimana kita tahu bahwa pola transportasi akan memberikan dampak terhadap pola penataan wilayah kota," tambahnya. Keikutsertaan UNAIR diharapkan mampu menganalisa pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia, yang nantinya akan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi.

Firmanto menjelaskan, kebutuhan sarana transportasi, baik darat, udara, maupun laut, dibeberapa pulau di Indonesia sangat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi masyarakatnya. "Meski demikian, dibeberapa pulau yang lain justru sebaliknya, tingkat pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh transportasi yang ada," ujar Kepala Lab. Sistem Transportasi Laut jurusan Teknik Perkapalan ini.

Di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan serta sebagian Sulawesi dan Bali, tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat sangat mempengaruhi kebutuhan transportasi. Sedangkan untuk sebagian wilayah Sulawesi dan Bali yang lain, ditambah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua, tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakatnya justru dipengaruhi oleh transportasi.

Hasil kajian dalam kerjasama yang telah dimulai sejak Mei 2004 lalu menunjukkan 60% wilayah Indonesia memiliki pola hubungan timbal balik antara ekonomi dengan transportasi. Sementara 13% wilayah lainnya menunjukkan transportasi merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sehingga nampak bahwa ekonomi masyarakat di wilayah ini sangat tergantung pada sarana transportasinya.

Untuk 17% wilayah lain di Indonesia menunjukkan hal sebaliknya. Pada wilayah ini pertumbuhan ekonomi menjadi pendorong pertumbuhan transportasi. Sedangkan, 10 % sisanya antara ekonomi dan transportasi tidak menunjukkan pola hubungan yang jelas.

Kerjasama yang diketuai oleh dosen Teknik Perkapalan Ir Tri Achmadi ini telah selesai sejak Desember 2004 lalu. "Namun, hingga saat ini kami masih mencari waktu yang tepat untuk mempresentasikan kepada Pak Hariyogi selaku Kepala Litbang Departemen Perhubungan. Untuk tanggal pastinya saya belum bisa katakan, tapi yang jelas kami usahakan pada Pebruari tahun ini," tegas Firmanto. (sep/rin)

Berita Terkait