ITS News

Sabtu, 28 September 2024
03 Agustus 2018, 08:08

Self-Twist Lock Container, Inovasi Untuk Pangkas Waktu Bongkar Muat

Oleh : itsmis | | Source : -

Tim saat berkunjung ke PT Meratus Surbaya, Aisyah, Humas PT Meratus, Alumni ITS, dan Yusri (Dari kiri ke kanan).

Kampus ITS, ITS News – Salah satu permasalahan yang kerap terjadi di pelabuhan adalah pada saat proses bongkar muat. Terutama pada hal pemasangan dan pelepasan pengunci (twist-lock) antar kontainer. Ini dikarenakan para pekerja harus meletakkan empat twist-lock ke atas kontainer yang ternyata memakan waktu cukup lama. Dengan menyatukan kontainer dan twist-lock, proses penguncian dan pelepasan menjadi lebih mudah dan cepat.

Adalah Arivia Anjani, Aisyah Mutiara Ramadhani, dan Yusri Rahmatul Izzal yang mendaftarkan karya ini dalam Program Kreativitas Mahasiswa. Menurut penuturan dari Aisyah, ide tersebut berawal dari hasil diskusi dengan senior mengenai tugas besar tentang rekayasa logistik. Kemudian, Ia dan tim ingin mengaplikasikan hasil tugas besar tersebut kedalam sebuah karsa cipta.

Untuk mengeksplor lebih dalam lagi mengenai penelitannya, Aisyah dan tim berkunjung ke Pelabuhan Peti Kemas PT Meratus Surabaya. Hal ini dilakoni supaya lebih memahami permasalahan yang sering terjadi di pelabuhan. “Kami saat itu didampingi langsung oleh Humas PT Meratus dan alumni yang bekerja disana,” ujar mahasiswi Departemen Teknik Transportasi Laut tersebut.

Aisyah menceritakan bahwa permasalahan yang kerap terjadi di pelabuhan adalah pada s proses bongkar muat. Terutama pada hal pemasangan dan pelepasan pengunci (twist-lock) antar kontainer. Ini dikarenakan para pekerja harus meletakkan empat twist-lock ke atas kontainer yang akan memakan waktu cukup lama. “Hal ini dikarenakan mereka harus memasang dan mecocokkan twist-lock,” tegas remaja asal Surabaya tersebut.

Adanya pemasangan twist-lock pada kontainer bertujuan untuk mengunci antar kontainer supaya tidak terombang – ambing pada saat berada di atas kapal. Namun, kerap kali terjadi kesalahan pada pemasangannya, yang menyebabkan dua kontainer tidak bisa dibongkar. Disamping itu, para pekerja seringkali membuang twist-lock sembarangan ketika sudah dibongkar. “Kadang kala sampai terjebur ke dalam laut,” imbuhnya.

Prototype Self-Twist Lock Container.

Hingga saat ini, kontainer dan twist-lock merupakan dua barang yang terpisah. Akhirnya tim yang berada dibawah bimbingan Eko Wahyu Ardhi ST MT berhasil merevisi ulang dari desain yang sudah ada. “Kami menyatukan kontainer dan twist-lock dengan meletakkan twist-lock di keempat sudut kontainer atau corner post,” tuturnya.

Penggabungan dua barang tersebut dengan menambahkan engsel. Sementara untuk cara kerjanya sendiri, twist-lock dibuat semi-otomatis dengan tuas yang dapat ditarik. Sehingga bagian dari twist-lock yang disebut cone dapat berputar. “Cara ini untuk mempermudah ketika dikunci dan dibuka,” ujar mahasiswi angkatan 2017 tersebut.

Dengan adanya inovasi tersebut tentunya akan mengurangi biaya sandar kapal, karena waktu bongkar muat relatif lebih cepat. Sehingga arus pelayaran di Indonesia juga akan semakin masif. Tentunya ini turut mendukung proses distribusi logistik ke seluruh nusantara.

Terakhir, tim yang diketua oleh Arivia Anjani ini berharap ide ini mampu menyokong salah satu cita – cita Indonesia sebagai poros maritim dunia. “Kami berharap inovasi ini ikut mengantarkan Indonesia menjadi poros maritim dunia,” tandasnya. (bel/qi)

Desain pemasangan self-twist lock pada ujung atas kontainer.

Berita Terkait