ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
10 Agustus 2018, 04:08

Kini Mahasiswa ITS Dibekali Ilmu Lintas Disiplin

Oleh : itsmis | | Source : -

Mahasiswa ITS dalam kurikulum mata kulihanya dibekali dengan kecakapan transdisipliner. Hal ini karena sebuah masalah di masyarakat membutuhkan keterlibatan banyak bidang.

Kampus ITS, ITS News – Selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kebutuhan masyarakat, Perguran Tinggi diamanahi untuk selalu melakukan evaluasi kurikulum. Begitupun dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang memberlakukan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2018/2019. Uniknya, kurikulum berbasis capaian pembelajaran ini memberi keleluasaan para mahasiswa untuk mengambil kelas di program studi (prodi) lain.

Melalui surat edaran Agustus 2016 lalu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menghimbau Perguran Tinggi untuk melakukan penyesuaian kurikulum dengan pendekatan kapabilitas dan transdispiliner. Dalam himbauannya, terdapat beberapa mata kuliah yang harus disediakan Perguruan Tinggi bagi mahasiswa program Sarjana dan Diploma. Di antaranya yaitu mata kuliah Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.

“Pada dasarnya ITS pun telah menyediakan kelas tersebut. Hanya saja berbeda judul. Contohnya mata kuliah Wawasan Kebangsaan di kurikulum lama, memuat Pancasila dan Kewarganegaraan,” ungkap Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng, Wakil Rektor ITS.

Guru besar yang membawahi bidang Akademik dan Kemahasiswaan ini juga mengungkapkan bahwa ITS sigap menanggapi himbauan tersebut. Perubahan kurikulum yang seharusnya berlangsung tahun depan apabila mengikuti skema lima tahun sekali pun dapat dipercepat menjadi tahun ini.

Sebagaimana amanat Ristekdikti, ITS juga merancang skema transdisipliner yang memungkinkan para mahasiswa mengambil kelas lintas prodi. Dengan itu, para mahasiswa mampu memperkaya keilmuan dan kompetensi mereka. Melalui pembukaan kelas khusus tiap prodi diperkenankan mengirim dan menerima mahasiswa dari prodi lain.

“Pembukaan kelas mata kuliah pengayaan dilimpahkan kepada departemen, yang pasti tidak boleh ada mata kuliah prasyarat. Departemen pun diperkenankan membuka kelas khusus yang berbeda di semester depan,” lanjut Heru.

Selain itu, terdapat pula perubahan dalam mata kuliah Wawasan Teknologi dimana akan diadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebobot 1 sks. Heru menuturkan, program KKN ini bekerja sama dengan 31 kecamatan di Kota Surabaya. “Persetujuan walikota pun sudah kami kantongi. Harapannya, selain belajar di kelas, dalam satu semester para mahasiswa dapat merancang suatu kontribusi yang aplikatif bagi masyarakat,” terang Guru Besar Teknik Kimia ini.

Menyukseskan perubahan kurikulum 2018-2023 ini, ekivalensi per mahasiwa mulai dilaksanakan pekan ini, Senin (6/8). Hal ini dimaksudkan agar tidak ada mahasiswa yang dirugikan baik dari sisi kredit semester maupun masa studi, sebagaimana prinsip ekivalensi itu sendiri. (saa/mik)

Landscape gedung kembar Pascasarjana dan Unit Penyelenggara Mata Kuliah Bersama (UPMB). Di UPMB ini lah, mahasiswa tingkat pertama di ITS mengikuti perkuliahan bersama.

Berita Terkait