Kampus ITS, ITS News – Rendahnya minat masyarakat terhadap disiplin ilmu matematika dan sains, termasuk di dalamnya aktuaria, mendorong Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya turut berpartisipasi dalam Risk Management, Economic Sustainability, and Actuarial Science Development in Indonesia (READI). Mengundang University of Waterloo, Kanada, ITS melangsungkan Half Day Training-Math Outreach, Rabu (19/9) di Ruang Sidang Departemen Matematika ITS.
Menilik data yang dirilis Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), anggota Fellow of the Society of Actuaries of Indonesia (FSAI) hanya berkisar di angka 265. Jumlah tersebut nyatanya masih jauh dari kebutuhan aktuaris di Indonesia yang mencapai seribu dan terus meningkat setiap tahunnya. “Jumlah aktuaris di Indonesia yang belum cukup memadai ini mengakibatkan banyak perusahaan yang tidak memiliki ahli aktuaria,” ungkap Mindawati Azmi, Officer READI.
Untuk itu, imbuh Mindawati, READI menggandeng ITS untuk memperkenalkan profesi aktuaris dan Departemen Aktuaria kepada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). “Program ini dikemas dalam bentuk school visit dan training matematika. Terlebih lagi ITS merupakan salah satu dari empat perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program studi ini,” ungkap perempuan berkacamata ini.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, dirancanglah pelatihan tentang bagaimana menarik antusiasme siswa SMA untuk mendalami keilmuan aktuaria. “Half Day Training-Math Outreach mengenalkan mulai dari bagaimana mengawali school visit, hingga cara penyusunan kurikulum,” lanjut Mindawati
Prof Dr Basuki Widodo MSc, Dekan Fakultas Matematika, Komputasi, dan Data Sains (FMKSD) menyambut pelatihan ini dengan dukungan penuh. “Mengenalkan akturia pada siswa SMA tentu saja langkah jitu untuk menarik minat mereka. Begitu juga apabila mereka (siswa SMA, red) mengetahui tingginya kebutuhan Indonesia akan profesi ini, ” ungkap Guru Besar yang dilantik tahun 2008 ini.
Senada dengan Basuki, READI Canadian Officer, Jeff Anderson, salah satu pembicara dalam Half Day Training ini juga menekankan betapa aktuaris merupakan profesi yang sangat prospektif. Menurutnya, profesi aktuaris ini merupakan profesi yang perkembangannya akan lebih besar bila dibandingkan dengan profesi dokter dan insinyur.
“Penekanannya adalah bagaimana informasi ini dapat tersebar luaskan dengan masif,” ungkap Staf khusus bagian School Resource di Centre for Education in Mathematics and Computing (CEMC) di Fakultas Matematika, University of Waterloo, Kanada.
Tidak hanya menggelar pelatihan, ITS juga telah mengawali kerjasama dengan pemerintah Kanada melalui beasiswa yang sebelumnya sudah diberikan kepada mahasiswa, Selasa (18/9) lalu. Ada pula dua dosen yang tengah mengambil Master Degree di Universitas of Waterloo. (rur/saa)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melantik 129 insinyur baru melalui Program Studi Program
Kampus ITS, ITS News — Kekeringan yang berkepanjangan berdampak pada kehidupan masyarakat. Menanggapi kondisi tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Material dan Metalurgi (DTMM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar acara IGNITE
Kampus ITS, ITS News – Menerapkan penggunaan teknologi tepat guna, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember