ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
03 Oktober 2018, 22:10

Menelaah Minimnya Jumlah Doktor di Indonesia

Oleh : itsmis | | Source : -

Maria saat memberikan materi tentang minimnya doktor di Indonesia

Kampus ITS, ITS News – Pendidikan adalah salah satu tolok ukur utama kemajuan suatu bangsa. Sayangnya di beberapa aspek, pendidikan di Indonesia masih dirasa perlu perbaikan. Contohnya adalah minimnya jumlah doktor. Isu krisis doktor ini diangkat dalam GCW Degree (Global Competence Workshop Degree) Sabtu(29/9), oleh Direktur Hubungan Internasional (International Office) ITS Maria Anityasari ST ME Ph D.

Menurut data dari Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), pada tahun 2017 jumlah doktor di seluruh Indonesia berjumlah 31.000 orang. Jika dibuat menjadi perbandingan doktor per satu juta penduduk itu artinya setiap satu juta penduduk, Indonesia memiliki 143 doktor.

“Angka ini tentu sangat sedikit dibanding negara lain,” ujar dosen Departemen Teknik Industri tersebut . Menilik data tersebut, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga, Malaysia. Negeri Jiran tersebut memiliki jumlah 509 doktor per satu juta penduduk. Apalagi dibanding negara maju seperti Amerika Serikat yang mencapai 9.850 doktor per satu juta penduduk , Jerman yang mencapai 3.990 doktor per satu juta orang, hingga Jepang yang mencapai 6.438 orang per satu juta orang.

Berangkat dari masalah tersebut, Maria mengajak para mahasiswa ITS untuk meningkatkan antusiasme melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi karena kesempatan mendapatkan beasiswa terbuka lebar, baik dalam maupun luar negeri. i “Pada zaman yang kompetitif ini kita harus selalu meningkatkan kompetensi agar memiliki daya saing tinggi. Salah satu caranya adalah melanjutkan pendidikan master dan doktoral ke luar negeri,” ucap wanita yang menempuh gelar masternya di Australia tersebut.

Maria tak lupa mengingatkanmahasiswa untuk memiliki tujuan jelas ketika memutuskan melanjut pada jenjang pendidikan lebih tinggi. “Mulai sekarang pola pikir melanjutkan pendidikan hanya untuk mencari gelar harap dihilangkan. Carilah kualitas dan tingkatkan kompetensi,” ujar nya.(ion7/jel)

Berita Terkait