ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
09 Oktober 2018, 20:10

Rengkuh Kemajuan Industri Lewat Pelatihan Manajemen Risiko

Oleh : itsmis | | Source : -

Negari Karunia Adi ST Berinteraksi dengan Peserta Pelatihan Manajemen Risiko

Kampus ITS, ITS News – Memasuki era disrupsi, kemajuan teknologi di bidang industri tak dapat terelakkan. Di tengah itu semua, manajemen risiko hadir sebagai salah satu cara untuk memitigasi efek samping dari kemajuan tersebut. Pemahaman ini dikemas secara apik oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan ITS melalui Pelatihan Manajemen Risiko yang berlangsung hingga Kamis (4/10) di Aula BG Munaf ITS.

Mengundang langsung PT Surveyor Indonesia (PTSI), helatan ini mengenalkan regulasi keamanan, teknik manajemen risiko, serta penyusunan dokumen khusus manajemen risiko. “Kaitannya adalah dengan keselamatan kerja. Dengan adanya regulasi tersebut suatu perusahaan perlu menerapkan teknik manajemen risiko,” ungkap Negari Karunia Adi ST, ahli utama PTSI.

Teknik manajemen risiko dimulai dari kegiatan menilai sejauh mana sebuah risiko dapat mengganggu pencapaian tujuan. Penilaian ini dilakukan dengan melihat kecenderungan terjadinya kecelakaan. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan metode tanggapan risiko yang sesuai dengan nilai risiko tersebut. Tanggapan ini sendiri ada bermacam-macam. “Bisa dengan menghindari, mengurangi, memindahkan, atau menerima risiko tersebut,” terang Adi.

Setelah menentukan tanggapan risiko yang sesuai, disusunlah dokumen khusus manajemen risiko. Pemantauan lalu dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen berfungsi sebagaimana mestinya serta untuk mengetahui seberapa efektif metode tanggapan risiko yang telah dipilih. Pemantauan juga berperan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya risiko yang baru atau timbulnya risiko-risiko lain.

Salah satu metode yang paling disoroti dalam pelatihan manajemen risiko ini adalah metode mengurangi risiko. Metode ini memperkecil efek negatif dengan menggunakan lapisan pelindung. Dimana lapisan pelindung dapat dibagi menjadi dua lapisan, yakni lapisan pencegahan dan lapisan mitigasi. Kedua lapisan ini bekerja secara independen sehingga saat terjadi suatu risiko, kerja lapisan ini tidak mempengaruhi dan tidak dipengaruhi bagian lainnya.

Keduapuluh peserta yang hadir juga diajak untuk mempraktikan ilmu ini secara langsung dalam bentuk workshop. Kompleksnya ilmu ini membuat para peserta yang hadir diharuskan telah atau sedang mengambil mata kuliah pilihan perancangan berbasis risiko.“Ini agar peserta mendapat gambaran bagaimana penerapan teknik manajemen risiko di dunia industri,” ungkap alumnus ITS tahun 1993 ini

Harapannya, melalui acara ini, mahasiswa teknik terbekali pengetahuan lebih lanjut mengenai bagaimana cara memitigasi risiko serta menjadi kompetensi mahasiswa tambahan dalam mempersiapkan diri di dunia industri. (ion14/saa)

Berita Terkait