ITS News

Sabtu, 28 September 2024
21 Oktober 2018, 22:10

Dosen Kimia ITS Kembangkan Senyawa Kompleks

Oleh : itsmis | | Source : -

Fahimah ketika melakukan penelitian

Kampus ITS, ITS News – Senyawa kompleks memiliki banyak sekali peranan dalam kehidupan manusia, diantaranya sebagai material magnetik dan zat anti kanker. Kedua manfaat itulah yang tengah ditekuni oleh Dosen Departemen Kimia ITS, Prof Dr Fahimah Martak M Si melalui penelitiannya. Ditemui ITS Online pada Kamis (18/8), Fahimah berkesempatan untuk menyampaikan risetnya mengenai manfaat sintesis senyawa kompleks Fe-Li-Cr sebagai material magnetik dan Cis-Platinum sebagai zat anti kanker.

Guru besar ke 94 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini menjelaskan, material magnetik yang Ia kembangkan dapat diaplikasikan sebagai penyusun komponen memori pada alat elektronika, termasuk komputer. Menurutnya, senyawa kompleks yang Ia terapkan dalam sistem memori mampu menyimpan data secara otomatis dan tahan lama. “Pada teknologi memori komputer, sintesis Fe-Li-Cr berfungsi sebagai media pencadangan data yang praktis dan awet,” tuturnya.

Fahimah melanjutkan, material magnetik ini juga biasa disebut sebagai material cerdas, sebab warna dan sifat magnetiknya dapat berubah mengikuti perubahan beberapa parameter seperti suhu, tekanan, dan cahaya. “Misalnya, pada suhu rendah material ini berwarna merah, kemudian ketika suhu dinaikkan hingga angka tertentu warna material berubah menjadi putih. Sementara itu warna material akan kembali merah bila suhu dinaikkan pada angka yang lebih tinggi lagi,” terangnya.

Fahimah menuturkan, keunikan sifat tersebut kedepannya ingin Ia manfaatkan sebagai teknologi pendukung Smart House. “Saya ingin melanjutkan penelitian ini hingga bisa diterapkan sebagai komponen sensor pada pada teknologi Smart House yang kian berkembang,” ungkap Dosen yang tergabung dalam Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis ini..

Adapun, senyawa kompleks Cis-Platinum yang Fahimah kembangkan sebagai zat anti kanker bekerja dengan cara merusak DNA sel-sel kanker, sehingga dapat mencegah pembelahan dan pertumbuhan sel kanker itu sendiri. Fahimah mengaku, penelitian yang telah dilakukan sejak 1996 ini telah mendapat banyak pujian dari para peneliti, sebab mampu memberikan terobosan yang besar dalam dunia medis.

Wanita yang menempuh studi magister di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menambahkan, penelitiannya ini sebenarnya berawal dari keprihatinannya terhadap tingginya angka kematian akibat kanker, khususnya di Indonesia. “Di Indonesia, angka kematian akibat kanker menduduki urutan kedua setelah serangan jantung,” pungkasnya. (ion24/qi)

Berita Terkait