ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
21 Oktober 2018, 23:10

Lulusan Vokasi Harus Mampu Pecahkan Permasalahan Masyarakat

Oleh : itsmis | | Source : -

Ir Hotma Prawoto Sulistyadi MT IP MD saat meminta pendapat pada salah satu peserta

Kampus ITS Manyar, ITS News – Vokasi erat kaitannya dengan pekerjaan terapan. Pun sama halnya dengan itu, seorang lulusan vokasi harus dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip sains dan matematik untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ketua Dewan Penasehat Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI), Ir Hotma Prawoto Sulistyadi MT IP Md, saat menjadi pembicara pada kuliah umum oleh Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (17/10).

Mengawali penjelasannya, pria yang biasa disapa Hotma ini mengatakan, seorang teknisi yang berasal dari vokasi harus mampu menerapkan ilmu yang sifatnya dasar menjadi sebuah solusi praktis untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada. Selain itu, tugas ini haruslah ditujukan untuk mengabdi kepada Tuhan dan sarana pelayanan bagi masyarakat. “Vokasi itu artinya pelayanan, jadi kita harus mau dan mampu untuk melayani dan memberikan solusi kepada masyarakat,” ujarnya.

Hotma menambahkan, dengan bekerja pada ranah yang lebih besar dari akademisi, para teknisi tersebut memiliki tanggung jawab yang lebih besar pula. Selain itu, ia juga dituntut untuk mencari solusi meskipun hasilnya tidak seratus persen akurat. Sehingga, seorang vokasi haruslah memiliki mental yang baik, perilaku yang sesuai dengan norma yang ada, dan dapat mengemban amanah. “Kuncinya itu sabar, syukur dan ikhlas,” tambahnya.

Selain itu, praktisi struktur bangunan gedung tersebut menuturkan, memasuki Revolusi Industri 4.0 dimana penggunaan mesin dan teknologi internet meningkat tajam, lulusan vokasi harus memiliki kriteria penting agar tidak tergerus zaman. Kriteria tersebut antara lain, tangguh dan pantang menyerah, menghargai dan merasa perlu adanya orang lain, selalu bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, serta mampu melihat peluang dan tantangan dengan pola pikir yang positif. “Superior dan inferior itu sudah runtuh, sekarang yang terpenting adalah sikap mental sebagai pemenang,” ujar pria berkacamata itu.

Lebih lanjut, dikatakan Hotma, kriteria tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan vokasi yang diharapkan mampu memberi gagasan untuk membangun kedaulatan dan menjadi pemenang di era global. Melalui pendidikan vokasi pula, akan lahir karakter manusia Indonesia yang tangguh, kreatif dan inovatif. Sehingga dapat merubah pola pikir pekerja menjadi berwirausaha. “Dengan kata lain, pendidikan vokasi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berwirausaha agar mampu bersaing dan merebut pasar ASEAN,” jelas pria yang menggeluti dunia konstruksi sejak 1978 tersebut.

Tak lupa, ia mengingatkan, banyaknya pola pikir yang keliru bahwa kedudukan diploma adalah di bawah sarjana harus dibenarkan. Menurutnya, pendidikan vokasi bukanlah penggalan pendidikan akademik, namun merupakan jenis pendidikan yang paling jelas produknya. Karena, berbasis pengajaran untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. “Diploma dan sarjana itu sudah jelas berbeda, yang satu menerapkan ilmu dan satunya mengembangkan ilmu. Jadi, kurang tepat jika harus dibandingkan seperti itu,” pungkasnya. (hen/owi)

Berita Terkait