ITS News

Sabtu, 05 Oktober 2024
02 November 2018, 13:11

Pentingnya Peranan Manajemen Rantai Pasok di Perusahaan

Oleh : itsmis | | Source : -

Fery Sarjana sedang memaparkan materi mengenai Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasok

Kampus ITS, ITS News – Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyelenggarakan kuliah tamu pada Mata Kuliah Manajemen Operasional, Rabu (31/10). Kegiatan ini menghadirkan Senior Manager Supply Chain Management (SCM) Petronas Carigali Indonesia, Fery Sarjana ST SE MBA sebagai pembicara guna membahas peran penting (SCM) atau Manajemen Rantai Pasok di perusahaan.

Mengawali materi, Fery menyampaikan, strategi SCM merupakan tulang punggung utama dan berperan sangat penting bagi berjalannya operasional organisasi bisnis baik yang bersifat profit maupun non profit. Selain itu, SCM juga berperan untuk mendapatkan pihak ketiga yang berkualitas dan mendukung peranan terhadap kemajuan organisasi bisnis. “Hal utama dari sektor ini adalah mengelola biaya perusahaan agar mencapai efisiensi yang diinginkan,” ujar pria yang sudah 18 tahun berkarir di sektor SCM secara professional ini.

Ia menjelaskan, definisi SCM sendiri adalah mekanisme kegiatan yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan untuk mengkonversikan bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Lalu diolah lebih lanjut menjadi barang jadi dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Dalam prosesnya, sambungnya, SCM akan berkaitan dengan banyak hal seperti perencanaan dan manajemen dari semua aktivitas yang terlibat baik di dalam sumber daya, pengadaan barang, produksi, transportasi, dan semua kegiatan manajemen logistik lainnya.

Untuk menciptakan alur kerja yang baik, dijelaskan Fery, ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menjalankan kegiatan SCM, di antaranya adalah End to end yaitu proses operasi mencakup elemen pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir. Kemudian prinsip lainnya yaitu Integrasi dimana semua elemen yang terlibat berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari adanya saling ketergantungan. “Sehingga dibutuhkan adanya hubungan yang selaras, kerja sama, dan komunikasi yang baik antar individunya,” ujar pria yang menyelesaikan studi masternya di Universitas Gadjah Mada ini.

Pada dasarnya, Fery melanjutkan, kegiatan SCM ini mengintegrasikan antara pengelolaan permintaan dan penawaran di seluruh perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan SCM juga harus berkolaborasi dengan bidang-bidang terkait lain misalnya pada aturan-aturan atau sektor bisnis lainnya. Ia menambahkan, ada beberapa faktor pendukung di lingkungan perusahaan yang menjadi acuan atau pertimbangan dalam menentukan proses pengelolaan tersebut. “Faktor pendukung tersebut berkaitan dengan visi dan misi serta target bisnis dari perusahaan, budaya kerja, maupun tipe perusahaan itu sendiri juga turut mempengaruhi alur kegiatan permintaan serta penawaran di seluruh perusahaan,” ungkapnya.

Untuk perkembangan kedepannya, Fery mengharapkan kegiatan SCM ini lebih diperhatikan lagi dalam pelaksanaannya guna menghindari hal-hal seperti kerugian maupun kinerja perusahaan yang tidak efisien. Selain itu, kegiatan SCM sudah harus mengacu pada perkembangan revolusi industri keempat. “Alur kegiatan akan didigitalisasi sehingga lebih mempermudah proses dari awal perencanaan hingga akhir di tangan pelanggan,” pungkasnya. (lut/owi)

Penyerahan cinderamata dari Manajemen Bisnis ITS kepada pembicara dalam Kuliah Tamu Manajemen Rantai Pasok

Berita Terkait