ITS News

Jumat, 27 September 2024
19 Juni 2005, 10:06

ITS – BES Kerja Sama Siapkan Early Warning Sistem

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

“Kerja sama itu merupakan bagian dari serangkaian bentuk kerja sama yang memang sudah sejak lama dijalin antara ITS dengan BES dalam membantu menganalisis data transaksi dan kondisi yang menyertainya,” katanya.

Melalui kerja sama ini, kata Nuh, diharapkan para investor akan makin yakin lagi untuk bisa menanamkan modalnya di pasar uang, karena analisis yang dilakukan sebagai pegangan para investor dilakukan dengan cermat dan akurat. “Melalui kerja sama ini, ITS ingin mengembangkan dan mengenalkan pemanfaatan information and communication technology (ICT) untuk kepentingan pasar modal dan hal terkait lainnya,” katanya.

Sementara itu, Drs Nur Iriawan MIkom PhD, Pembantu Dekan III FIMPA ITS yang juga pelaku penelitian dan pengembangan untuk kepentingan pasar modal mengatakan, apa yang dilakukan ITS di pasar modal berkait erat dengan kebijakan transparansi yang diinginkan kalangan investor atau pemilik modal, agar dana yang diinvestasikannya benar-benar aman dan terjamin. “ITS melalui penerapan ilmu statistika dan probabilistiknya berupaya untuk menerjemahkan data memberikan analisis terhadap data yang ada itu. Ini telah kami lakukan cukup lama sejak tahun 1999,” katanya.

Awalnya, kata Nur Iriawan, ITS membantu membuat dan menganalisis IDRYC (Indonesian Rupiah Yield Curve) sebuah kurva perubahan yang menggambarkan nilai tukar rupiah dan kecenderungan-kecenderungan perubahannya, bersama dengan itu ITS juga ikut menyiapkan Government Bond Index dan official closing price, setelah itu kemudian berkembang menyiapkan IGSYC (Indonesian Government Securities Yield Curve).

“Kini kami sedang menyiapkan pembuatan early warning system (EWS) untuk emiten. Tujuannya untuk melindungsi investor yang akan menanamkan modalnya di lantai bursa, agar pilihannya untuk membeli atau melepas sahamnya benar-benar didasari oleh analisis yang matang dan bukan karena isu atau lainnya,” katanya.

Nur Iriawan juga mengatakan, tuntutan untuk itu makin dibutuhkan oleh para investor seiring dengan iklim keterbukaan atau transparansi. “Melalui data pembelian atau penjualan yang ada di lantai bursa, kita dapat memberikan saran kepada para investor termasuk pemerintah, kapan sahamnya harus dijual atau dilepas dan kapan harus membeli. Prediksinya selama ini boleh dikatakan belum ada yang menyimpang,” katanya. (Humas/tov)

Berita Terkait