ITS News

Jumat, 27 September 2024
21 Juni 2005, 16:06

Orang Tua pun Ikut Terjebak Antri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pemandangan yang terlihat di Graha ITS, Selasa (21/6) kemarin tidak seperti hari-hari biasanya. Sejak pagi, graha sudah dipadati orang. Wajar, sebab Selasa kemarin adalah hari pertama pembelian formulir Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) 2005.

Seperti tahun lalu, pendaftaran mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di lokal Surabaya terpusat di Kampus ITS Sukolilo. Para calon mahasiswa sudah mengantri di depan loket pembayaran sebelum loket dibuka. Hal ini dibenarkan oleh Syafaat, seorang satpam BNI ’46, bank yang melayani pembayaran pembelian formulir. “Loket dibuka jam delapan, tapi sejak pagi pendaftar sudah banyak yang antri,” terang Syafa’at.

Terlihat empat loket pembayaran yang ada kewalahan melayani para pendaftar. Antrian panjang meluber hingga pekarangan taman di sekitar graha. Namun meski panjang, tidak menyurutkan semangat para calon mahasiswa baru PTN tersebut. Seperti yang dirasakan Feri Kusuma, pendaftar dari SMA 1 Talun, Blitar. Remaja dengan tinggi badan sedang itu rela berpanas-panasan untuk mendapatkan kesempatan membayar. “Saya datang sejak tadi pagi, tapi begitu datang langsung antri, dapat tempat panas lagi,” keluhnya.

Selain Feri, tidak sedikit yang harus antre di bawah terik matahari. Selain ratusan pelajar yang mengantri, diantara mereka terlihat juga mahasiswa ITS yang juga turut antri. Adalah Afan, mahasiswa Teknik Mesin’02 salah satunya. “Saya ngantrikan adik,” ungkapnya.

Namun, ada yang menarik diantara antrian panjang itu, beberapa orang tua terlihat ikut dalam antrian. Ibu Rois salah satunya, dia rela antre untuk membayar formulir karena anaknya sedang ikut bimbingan intensif di salah satu bimbingan belajar di daerah Kaca Piring. “Daripada anak saya meninggalkan sesi bimbingan, mending saya saja yang belikan formulir,” ujar ibu yang bekerja di Pemda KMS itu.

Mengenai pembelian formulir SPMB hari pertama itu, wanita setengah baya itu mengusulkan agar tempat pembayaran diperbanyak, di kantor cabang lain misalnya. “Kalau bisa transfer, pasti lebih mudah. Seperti di Unair kemarin,” imbuhnya. Komentar serupa juga diungkapkan oleh Ali Daeng, purnawirawan yang sedang menunggui putrinya antri. “Mestinya pendaftar diberi nomor urut biar lebih tertib,” usulnya. Dia mencontohkan seperti yang dialami saat mengantar putrinya mendaftar ujian masuk Unair beberapa hari lalu.

Setelah kewalahan akibat desak-desakan, tiga jam setelah pembukaan loket, panitia memberi keplek nomor urut. Dalam satu jam, ratusan keplek hingga nomor urut di atas 600 tersebar. Sesaat kemudian, antrian mulai bisa dikendalikan, meski desak-desakan masih terjadi. Sementara itu, di loket penukaran (pengambilan) tampak lengang. Hingga berita ini diturunkan, pembelian formulir SPMB masih berlangsung hingga ditutup 1 Juli nanti. (ech/tov)

Berita Terkait