ITS News

Senin, 02 September 2024
09 Januari 2019, 11:01

Panen Bencana Tahunan

Oleh : itsmis | | Source : -

Opini, ITS News – Hasil survey di berbagai lokasi kejadian longsor menunjukkan bahwa sebagian besar longsor disebabkan perubahan penggunaan lahan dari awalnya hutan asli diubah menjadi perkebunan, persawahan, wisata dan permukiman serta wisata. Pertumbuhan penduduk menyebabkan lahan permukiman semakin luas. Lahan permukiman di bagian bawah lereng meluas dengan jalan memotong lereng agar lahar menjadi datar.

Dari beberapa orang saksi hidup yang bersaksi memgatakam bahwa baru kali ini mereka terkena longsor setelah tinggal di kawasan itu selama 20 hingga 30 tahun. Ini menarik sebab longsor tidak segera terjadi setelah penggundulan hutan dan pemotongan lereng. Kilas balik 20 sampai 30 tahun lalu akan menjawab kenapa beberapa tahun ini banyak bencana karena iklim. Negara ini sedang panen bencana iklim.

Kilas Balik
Sejak tahun 1997/1998 sampai sekarang terjadi penebangan hutan secara brutal hampir di seluruh wilayah pegunungan di Indonesia. Dikatakan brutal karena ditebang seakar-akarnya karena lahan akan dipergunakan sebagai lahan pertanian dan karena akarnya ada yang membeli. Saat ini kerusakan hutan sudah sangat parah dan sudah sangat luas.

Sebelumnya sekitar tahun 1990-an juga terjadi perubahan penggunaan lahan sangat masif sebab diubah menjadi kawasan wisata dan pemukiman modern yang dilakukan oleh pemerintah bersama kroninya. Walaupun menyalahi aturan karena mengubah kawasan hutan lindung, namun mereka bisa membangunnya. Perubahan tata guna lahan seperti itu telah terjadi di seluruh Indonesia.

Panen Bencana
Maka 20 hingga 30 tahun kemudian, panen bencana iklim sebagai akibat penebangan hutan besar-besaran menyebabkan air hujan tidak akan meresap, tetapi lebih banyak mengalir sebagai air permukaan dan tanah di lereng semakin lama tidak terlindungi. Peningkatan aliran air permukaan yang diikuti dengan peningkatan intensitas erosi tanah permukaan yang bisa mencapai ribuan kali lipat, dapat masuk ke badan sungai, sehingga terjadi sedimentasi. Sedimentasi akan mendangkalkan sungai, sehingga saat turun hujan berikutnya alur sungai tidak muat dan air akan meluap sebagai banjir.

Dampak penggundulan hutan yang paling mengerikan adalah terjadi longsor dan diikuti banjir bandang. Sebab selama ini akar tunjang pohon berfungsi sebagai pancang yang memaku tanah pada batuan dasarnya, sedangkan akar serabutnya berfungsi mengikat butiran tanah agar tidak longsor.

Dr. Amin Widodo
Dosen Departemen Teknik Geofisika ITS
Peneliti Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim ITS

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Panen Bencana Tahunan