ITS News

Senin, 23 Desember 2024
14 Januari 2019, 12:01

Mahasiswa ITS Raih Juara Berkat Desain Jembatan Ombak

Oleh : itsmis | | Source : -

Rain Sultan Al Hadiid(kiri) dan Nugraha Alfanda Wildan tengah memamerkan rakitan jembatannya

Kampus ITS, ITS News – Mendesain sebuah jembatan khusus pejalan kaki harus memperhatikan beberapa hal, di samping faktor estetis, rancangan yang dibuat juga harus mempertimbangkan ketepatan dan kekokohan jembatan. Tantangan inilah yang berusaha dipecahkan oleh tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil ITS hingga berhasil menyabet first runner up dalam kompetisi National Bridge Competition di Universitas Gadjah mada (UGM), beberapa waktu lalu.

Kompetisi rancang bangun jembatan berskala nasional tersebut menantang peserta untuk mendesain sebuah jembatan yang inovatif sekaligus estetis, untuk bisa diterapkan di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Tim yang beranggotakan Rain Sultan Al Hadiid, Nugraha Alfanda Wildan dan Cita Nanda Kusuma tersebut mencetuskan ide untuk menggunakan desain ornamen ombak sebagai tema jembatan.

Rain Sultan Al Hadiid menjelaskan, desain ombak sengaja dipilih karena menunjukkan ciri khas geografis dari Kabupaten Kulon Progo. Menurutnya, untuk menonjolkan ikon dari suatu daerah tidak harus diangkat dari kebudayaan setempat, sebagaimana yang dilakukan banyak tim lainnya. “Kebanyakan tim lain memilih ornamen batik sebagai ikon Kulon Progo yang ingin diangkat, jadinya malah terlihat mainstream karena banyak yang pakai,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Sultan ini.

Rain Sultan Al Hadiid dan Nugraha Alfanda Wildan ketika melakukan perakitan jembatan dalam kompetisi National Bridge Competition 2018

Pada desain jembatannya tersebut, lanjut Sultan, timnya juga menyertakan elemen pemecah gelombang berupa struktur beton berkaki empat atau tetrapod. Diakuinya, struktur beton ini memang lebih banyak digunakan pada jembatan pejalan kaki dibandingkan untuk jembatan penyeberangan kendaraan bermotor. “Sesuai dengan fungsinya, rancangan ini juga dilengkapi dengan pengaman berupa pegangan di sepanjang jembatan,” ujar mahasiswa angkatan 2017 ini.

Di samping unggul dari segi desain, jembatan karya tim yang bernama Gareng 86 ini juga unggul dalam aspek efisiensi segmen. Sultan mengaku timnya hanya memerlukan empat buah segmen untuk merakit jembatannya. Jumlah ini sekaligus tercatat sebagai penggunaan segmen paling sedikit di antara tim lain.

Sementara itu, waktu yang diperlukan tim Gareng 86 untuk bisa merampungkan rakitan jembatan ini juga terbilang singkat, yakni hanya sekitar 2,5 jam. Tim ini berharap ke depannya, jembatan rancangan mereka ini bisa diterapkan penggunaannya di masyarakat agar lebih berguna. (cha/qi/HUMAS ITS)

Tampilan desain jembatan berupa ornamen menyerupai ombak hasil karya tim Gareng 86 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Berita Terkait